Jumat 02 Aug 2019 07:31 WIB

Joki Kuda Berjilbab Pertama di Inggris Torehkan Prestasi

Khadijah Mellah menjadi joki pertama Inggris yang berjilbab.

Rep: Adinda Pryanka / Red: Nashih Nashrullah
Khadijah Mellah
Foto: BBC
Khadijah Mellah

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Empat bulan lalu, Khadijah Mellah belum pernah merasakan berada di atas kuda pacuan. Tapi, pada Kamis (1/8) waktu setempat, ia sudah membuat sejarah dengan memenangkan Magnolia Cup di Glorious Goodwood, Inggris.

Dilansir di BBC, Kamis, pelajar berusia 18 tahun tersebut diyakini merupakan orang pertama di Inggris yang tampil dalam kompetisi pacuan kuda dengan mengenakan jilbab.

Baca Juga

Mellah merupakan pebalap atau joki amatir dari Peckham, sebuah kota di London Selatan. Dia memenangkan perlombaan amal khusus perempuan dengan menunggangi Haverland yang dilatih oleh Charlie Fellowes. Mellah bahkan mengalahkan pebalap yang lebih senior seperti juara olimpiade bersepeda yang kini menjadi joki, Victoria Pendleton.

Tidak ada niatan khusus dalam diri Mellah untuk berjoki. Siswa yang akan masuk perguruan tinggi jurusan teknik mesin pada September tersebut hanya iseng belajar naik kuda. Dia ingin terlibat dalam kegiatan amal Klub Kuda Ebony di Brixton. Mellah bahkan baru pertama kali mencoba berkuda pada April.

Karena kurang pengalaman, Mellah butuh kesabaran lebih untuk dapat beradaptasi mengendalikan Haverland. Berkat ketekunannya itulah, dia berhasil mencapai prestasi tertinggi dalam kompetisi tersebut.

Mellah mengaku tidak pernah memprediksikan kemenangannya. "Sulit berkata-kata untuk menggambarkannya. Saya tidak percaya, sebenarnya. Tapi, saya sangat senang semua orang ada di sini untuk mendukung saya dan Haverland," katanya.

Saat awal mencoba memacu Haverland, Mellah menuturkan, dirinya sempat grogi. Terlebih, penampilannya yang mengenakan jilbab menarik banyak pasang mata. Tapi, dengan rasa yakin dan berbekalkan kesabaran selama latihan, dia pun memacu Haverland.

Pada menit pertama kompetisi dimulai, Mellah sempat tertinggal. Dia menceritakan, setidaknya ada tiga kuda di depannya yang melaju dengan cepat dan kokoh seperti tembok bata. Debu dari landasan pacu terus berterbangan ke wajahnya. "Saya tidak tahu apa yang harus dilakukan, jadi saya menarik Haverland untuk terus berlari," tuturnya.

Ketika mampu melewati beberapa pesaingnya, Mellah merasa tidak percaya. Hingga pada garis akhir, ia menjadi joki pertama yang melewati garis finish. Dia menggambarkan perasaannya saat itu sungguh menakjubkan dan tangisnya pun tidak terkendali.

Mellah berharap, prestasinya dapat menjadi sumber inspirasi bagi orang lain, terutama bagi perempuan. Menurutnya, perempuan yang ambisius dan fokus akan bisa mewujudkan keinginannya. "Saya tidak sabar melihat kisah lain tentang perempuan lain melakukan hal yang sama dan masuk ke industri," katanya.

Ke depannya, Mellah berencana mencoba mendapatkan lisensi amatir. Ia mengaku sudah jatuh cinta dengan olahraga tersebut. Meski menantang, banyak bertemu orang baru membuatnya merasa betah di dunia pacuan kuda.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement