REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono menilai kinerja Kapolri Jenderal Tito Karnavian masih bagus dan profesional. Ia menyarankan agar presiden tak terpengaruh isu pergantian Kapolri.
"Saya sarankan agar Presiden Jokowi tidak terpengaruh dengan wacananya IPW untuk mengganti Kapolri di sela-sela akan membentuk kabinet baru," kata Arief dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Sabtu.
Arief mengatakan hal itu untuk menanggapi pernyataan Ketua Presidium IPW Neta S Pane yang mewacanakan pergantian Kapolri ditengah penyusunan kabinet yang baru oleh Presiden terpilih Joko Widodo.
Menurut Arief, keberhasilan Kapolri terbukti dalam perhelatan Pemilu 2019 yang berjalan aman dan lancar. Keberhasilan itu tak terlepas dari kinerja Polri dan TNI dalam menjaga kelancaran pemilu 2019 secara profesional.
"Kami saja yang di seberang pemerintahan menilai kalau kinerja Polri selama di bawah pemerintahan Joko Widodo lebih profesional dan lebih maju kinerjanya. Lah ini IPW kok bisa bisa nya menilai kinerja Polri ya," kata Arief.
Arief menduga ada oknum petinggi Polri yang ingin menduduki jabatan Kapolri untuk menggantikan Jenderal Tito Karnavian. Ia menambahkan, Kapolri dan Panglima TNI bukan bagian dari penyusunan kabinet mendatang.
"Kedua pemimpin dua institusi ini, yakni Polri dan TNI merupakan jabatan profesional dan harus dijauhkan kepentingan politik agar bekerja secara profesional," jelasnya.
Jabatan kedua institusi itu berbeda dengan Jaksa Agung yang merupakan bagian dari hasil kompromi politik. Karena masuk dalam deretan anggota kabinet, maka bisa diduduki oleh siapa saja walaupun tidak berlatar belakang keahlian sebagai jaksa.
"Saya yakin Kangmas Joko Widodo akan lebih mengedepankan profesionalisme dan penilaian kinerja Kapolri yang saat ini masih bertugas dan belum memasuki masa pensiun," tuturnya.