REPUBLIKA.CO.ID, TEXAS -- Juru bicara kepolisian El Paso, Texas, Enrique Carrillo mengatakan korban penembakan di Walmart, pada Ahad (4/8) mencapai 20 orang. Jumlah tersebut dapat termasuk korban jiwa dan luka.
Pihak berwenang termasuk polisi, pasukan negara bagian Texas, agen Badan Keamanan Dalam Negeri dan petugas perbatasan bergegas datang ke lokasi kejadian saat penembakan terjadi. Para pengunjung melarikan menyelamatkan nyawa mereka.
Salah satunya Kianna Long yang saat itu sedang berbelanja dengan suaminya. Mereka mendengar suara tembakan.
"Orang-orang panik dan lari, bilang ada penembakan, mereka lari ke dekat pintu, orang-orang berjatuhan di lantai," kata Long, Ahad (4/8).
Bersama beberapa pengunjung lainnya, Long dan suaminya sempat berlindung di kontainer baja di area pemasokan Walmart. Lalu mereka lari ke dalam gudang di belakang pasar swalayan tersebut.
Video yang beredar di media sosial menunjukan beberapa korban meninggal dan terluka. Kisah-kisah kepahlawanan juga muncul di mana-mana.
"Kami terkejut dengan tragedi yang terjadi di Mal Cielo Vista, kami berdoa untuk para korban, masyarakat dan rekan-rekan kami, juga para tim penyelamat," kata Walmart dalam pernyataan mereka.
Toko-toko di mal Cielo Vista juga langsung di tutup. Polisi sedang menyisir pusat perbelanjaan di timur kota yang dekat dengan perbatasan Amerika Serikat-Meksiko itu.
Dalam video yang beredar di Twitter memperlihat para pengunjung mal tersebut sedang dievakuasi. Mereka mengangkat tangan tinggi-tinggi.
Penembakan massal hampir menjadi sesuatu yang lumrah di AS. Pada Ahad pekan lalu seorang remaja melepaskan tembakan dengan senjata laras panjang ke pengunjung festival makanan di Utara California. Pelaku membunuh tiga orang sebelum polisi menembaknya sampai tewas.
Kandidat calon presiden AS dari El Paso, Beto O'Rouke emosional mendengar berita penembakan tersebut. Ia sedang berada di forum kandidat presiden Partai Demokrat di Las Vegas.
O'Rouke mengatakan ia sudah berbicara dengan istrinya Amy yang sedang dalam perjalanan bersama salah satu anak mereka. Menahan tangis ia kesulitan untuk berbicara dengan para wartawan.
"Saya sangat amat sedih dan sulit untuk memikirkan tentang hal ini, El Paso adalah tempat terkuat di dunia, masyarakatnya akan bersatu, saya akan pulang sekarang juga untuk bersama keluarga saya, bersama orang-orang di kampung halaman saya," kata O'Rouke.