REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam merupakan salah satu agama minoritas di Cina. Kendati demikian, keberadaannya diakui oleh pemerintah dan didukung penuh untuk memiliki fasilitas tempat ibadah.
Di setiap kota di Cina hampir bisa dipastikan terdapat masjid yang dibangun oleh umat Islam. Bahkan, terbangunnya masjid tersebut tidak terlepas dari bantuan pemerintah setempat.
Di Cina, Islam mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Setidaknya hal itu bisa dilihat dari banyaknya restoran halal yang bertebaran di seluruh sudut kota di Cina serta bertambahnya jumlah masjid di setiap kota.
Penulis yang sedang menempuh PhD di Chongqing University, Hilyatu Millati Rusyidah, mengungkapkan, pada bulan Ramadhan aktivitas masjid-masjid di Cina makin menggeliat. Hal itu bisa dilihat misalnya dalam jadwal kajian keagamaan. Menurut dia, kajian-kajian tersebut ditujukan untuk makin memperdalam pemahaman warga Muslim Cina tentang ajaran Islam.
Jika mengengok kehidupan Muslim, mereka mayoritas menjadi pengusaha restoran halal yang berasal dari suku Hui dan Uighur. Mereka membuka restoran di tempat strategis, seperti kampus-kampus dan pusat kota.
Menurut Hilya, tidak sulit untuk menemukan restoran halal. Geliat bisnis Muslim juga dapat kita temui di lokasi-lokasi sekitar masjid. Biasanya mereka membuka toko-toko dan resrtoran halal setiap Jumat, ketika banyak umat Islam melaksanakan shalat Jumat.
Muslim juga memiliki organisasi keagama an yang mirip dengan Majelis Ulama Indo nesia (MUI). Organisisasi tersebut bernama Chinese Islamic Association, yang didirikan sejak Mei 1953. Organisasi tersebut menjadi wadah yang mampu menjembatani seluruh Muslim Cina.
Sebagai warga asing di Cina, Hilya mengaku tidak mendapatkan larangan dalam hal beribadah. Kondisi ini berbeda dengan apa yang diberitakan media massa selama ini. Menurut Hilya, umat Islam di Cina mendapatkan kebebasan penuh dalam menjalankan ibadah.
Tidak hanya itu, masyarakat asli juga sangat respek terhadap umat Islam Indonesia di sana. Menurut dia, bagi warga setempat, keharmonisan akan selalu dijaga sebagaimana ajaran nenek moyang mereka.
Potret kehidupan umat Islam di sana diulas secara lebih luas dalam buku ini. Kehidupan umat Islam di Cina diceritakan sesuai dengan pengalaman setiap penulis.
Melalui buku ini, penulis ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan saudara-saudara Muslim lainnya.
Kumpulan tulisan yang tersaji dalam buku ini tentunya akan bermanfaat dan perlu dibaca oleh umat Islam Indonesia sehingga tidak salah dalam memandang umat Islam di Cina yang katanya tertindas.
Judul: Islam Indonesia dan China:Pergumulan Santri Indonesia di Tiongkok
Penulis: M Irfan Ilmie, Ali Romdhoni, dkk Editor: Ahmad Syaifuddin Zuhri
Penerbit: Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI NU) Tiongkok dan Aswaja Nusantara Press Tahun Terbit: April 2019
Tebal: 220 Halaman