BEKASI, AYOBANDUNG.COM -- Indeks kualitas udara atau Air Quality Index (AQI) Kota Bekasi dinilai tidak lebih baik dari Jakarta. Data AirVisual, Selasa (6/8/2019) pukul 17.00 WIB menyebut skor AQI kota ini berada di level 129 dan masuk kategori tidak sehat.
Bila dibanding Jakarta yang punya skor AQI 85, tentulah indeks kualitas udara Bekasi hampir dua kali lebih buruk. Banyak pihak menyangka hal ini disebabkan oleh keberadaan pabrik-pabrik di kawasan industri Jababeka. Tapi, benarkah hanya satu faktor itu?
Manajer Kampanye Perkotaan dan Energi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Dwi Sawung mengatakan bahwa buruknya kualitas udara suatu kota tidak hanya bergantung satu hal saja, melainkan multifaktor.
AYO BACA : Bekasi Bisa Gunakan Sappu Jagad untuk Basmi Polusi Udara
“Adanya kawasan industri di Bekasi iya itu pasti menyumbang (kualitas udara yang buruk), ditambah lagi polusi transportasi dominan dimana emisi buruk, pembangunan infrastruktur jalan tol juga. Secara alam ada juga kaitannya. Jadi, banyak faktor,” kata Dwi kepada AyoBekasi.
Meski demikian, ada beberapa solusi yang bisa dilakukan pemerintah kota/kabupaten bekerja sama dengan masyarakat. Sebagai contoh konkret, melakukan penanaman seribu pohon yang bisa mengurangi polusi udara.
“Pemerintah juga perlu memperketat standar baku mutu udara dan melakukan pembatasan sumber emisi. Mulai mengganti bahan bakar batubara ke bahan bakar gas atau solar panel,” ujarnya.
AYO BACA : Tips Hadapi Buruknya Kualitas Udara Bekasi
Merespons hal itu, Pemerintah Kota Bekasi melalui Dinas Lingkungan Hidup kini tengah mengkaji penyediaan alat pemantau kualitas udara yang nantinya ditempatkan di sekitar wilayah GOR Patriot Chandrabaga.
“Rencananya memang akan dipasang Air Quality Monitoring System dari KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), tapi belum dapat dipastikan waktu-(pemasangan)nya,” kata Plh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi Kustantinah.
Selama ini, Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi melakukan pengukuran kualitas udara dua kali dalam setahun. Setiap periode meliputi 16 kali pengukuran di masing-masing 25 titik.
Soal penanaman seribu pohon, Kustantinah menyambut positif ide tersebut. Menurutnya, selain dapat menekan polusi udara, juga membantu penghijauan kota.
“Itu ide yang baik sekali. Mungkin nanti bisa dipertimbangkan,” ujarnya. Firda Puri Agustine
AYO BACA : Jakarta Kalahkah Dhaka dan Bangladesh Dari Sisi Kualitas Udara Buruk