REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dosen Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Budi Setiyanto, yang pekan lalu ditemukan meninggal ternyata sedang cuti. Budi cuti untuk berobat.
Kepala Unit Pengembangan SDM Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Eka Firmansyah menuturkan, Budi memang sedang sakit. Budi disebut mengalami gangguan syaraf dan keseimbangan hormonal.
Eka berpendapat, penyakit itulah yang mengakibatkan kondisi emosi Budi tidak stabil. Sebelum ditemukan meninggal dunia, Budi memang sedang dalam pengobatan dokter.
"Dan tengah cuti untuk berobat selama tiga bulan," kata Eka, Jumat (16/8).
Meski begitu, Budi meninggalkan kesan yang baik. Salah satu teman Budi di UGM, Lukito Edi Nugroho mengatakan, Budi dikenal memiliki penguasaan yang sangat baik dalam bidang telekomunikasi.
Hal itu yang membuat sosoknya diketahui begitu mumpuni dalam menjelaskan materi tersebut. Bahkan, Budi telah pula menulis beberapa buku tentang telekomonikasi.
"Di kalangan mahasiswa ia dikenal sebagai ahli ilmu dasar, seperti kalkulus, medan listrik magnet dan pengolahan isyarat," ujar Lukito.
Ia menilai, kemampuannnya itu membuat Budi begitu mudah menjelaskan ilmu-ilmu telekomunikasi. Bahkan, itu pernah dirasakan langsung oleh Lukito.
Lukito mengenang, ketika zaman kuliah Budi pernah mengajarinya tentang materi teori fungsi variabel kompleks. Selain itu, Budi sempat mengajarkan mata-mata kuliah lain.
"Cara menjelaskannya membuat sesuatu yang rumit terlihat lebih sederhana," ujar Lukito.
Dekan Fakultas Teknik UGM, Nizam menilai, Budi merupakan sosok yang cerdas, sederhana dan bersahaja. Maka itu, UGM merasa sangat kehilangan atas kepergian Budi.
"Banyak karya akademisnya di jurnal dalam negeri dan internasional, tahun lalu beliau selesai S3 dengan hasil cum laude. Kami semua kehilangan rekan kerja yang sangat baik," kata Nizam.'
Sebelumnya, Budi Setiyanto (55 tahun) ditemukan gantung diri di rumahnya di Kampung Nyutran, Dusun Wirogunan, Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta, Kamis (15/8). Budi gantung diri memakai tali tambang.
Polisi menyatakan sesuai pemeriksaan dokter tidak ditemukan bukti kekerasan fisik terhadap Budi. Atas ciri-ciri lain, kuat dugaan Budi memang melakukan bunuh diri.