REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR -- Pemerintah India memberlakukan kembali pembatasan-pembatasan di bagian-bagian utama kota terbesar Kashmir, Srinagar, pada Ahad (18/8). Hal itu setelah terjadi bentrokan pada Sabtu malam antara warga dan polisi.
Dalam bentrokan tersebut, puluhan orang menderita luka-luka. Dalam 24 jam, telah terjadi protes untuk menentang pencabutan otonomi Kashmir oleh New Delhi pada 5 Agustus.
Pemerintah negara bagian mengatakan pihaknya tidak memberlakukan larangan keluar rumah selama dua pekan terakhir, akan tetapi pada Ahad orang-orang diminta kembali setelah alat-alat pembatasan dipasang di jalan-jalan. Pasukan keamanan yang bertugas mengatakan kepada warga bahwa larangan keluar rumah sudah diberlakukan.
Dua pejabat senior pemerintah mengatakan kepada Reuters bahwa sedikitnya dua lusinan orang dibawa ke rumah sakit dengan luka-luka setelah bentrokan pecah di kota itu pada Sabtu malam.
Para wakil di pemerintahan Jammu dan Kashmir di Srinagar dan pemerintah federal di New Delhi belum segera membalas pertanyaan mengenai tindakan paling terbaru itu. Mereka juga belum menginformasikan jumlah korban yang terluka dalam bentrokan tersebut.