Selasa 20 Aug 2019 03:52 WIB

Pimpinan MPR 10 Terkesan Bagi-Bagi Jabatan

Jumlah 10 pimpinan tidak sesuai dengan konsep birokrasi yang langsing.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Dwi Murdaningsih
Ketua MPR Zulkifli Hasan (ketiga kiri) memimpin Sidang Tahunan MPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Ketua MPR Zulkifli Hasan (ketiga kiri) memimpin Sidang Tahunan MPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menilai dalam rangka politik akomodatif, usulan agar pimpinan MPR diisi 10 orang adalah sesuatu hal yang baik. Hanya saja, usulan tersebut terkesan seperti bagi-bagi jabatan.

"Apakah efektif, nggak juga, tergantung leadership-nya," kata Mardani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (19/8).

Menurutnya, penguatan demokrasi bangsa menjadi substantif dan berkualitas bukan didasarkan pada jumlah. Ia menganggap akan sangat lucu jika di ruang sidang nanti terdapat 10 orang pimpinan.

"Janganlah, kerjanya juga nggak banyak, setahun dua kali sidang MPR," ujar wakil ketua Komisi II tersebut .

Mengenai sikap resmi PKS terkait hal tersebut akan disampaikan ketua fraksi. Namun bagi Mardani secara pribadi, usulan tersebut tidak sebangun dengan niat membangun birokrasi yang ramping.

"Reformasi birokrasi itu miskin struktur kaya fungsi, kalau perlu tiga sampai lima tapi fungsinya banyak, jangan dibanyakin fungsinya nggak ada," ungkapnya.

Ia pun menyarankan agar pimpinan MPR diisi oleh perpaduan antara partai-partai pendukung Joko Widodo dan partai-partai pendukung Prabowo Subianto. Menurutnya hal itu akan lebih dinamis ketimbang menempatkan perwakilan masing-masing partai di kursi pimpinan.

"Kalau saya lagi-lagi pada posisi gini, seneng kok kalau PKS dapat kursi, seneng, tapi demokrasi itu harus tumbuh secara normal dan sehat. Yang menang ya monggo, running the country, yang kalah, ya udah kita jadi penyeimbang, bahasa saya oposisi. itu nanti akan sehat, dan ada kontestasi," tuturnya

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement