Selasa 20 Aug 2019 13:13 WIB

Di Tengah Tekanan Global, PGN Raup Pendapatan Rp 25 Triliun

PGN mencatatkan laba operasi sebesar 252,03 juta dolar AS.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolanda
Perusahaan Gas Negara (PGN) siap memberikan akses energi gas bumi yang lebih terjangkau.
Foto: pgn
Perusahaan Gas Negara (PGN) siap memberikan akses energi gas bumi yang lebih terjangkau.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Gas Negara Tbk membukukan pendapatan sebesar 1,79 miliar dolar AS atau sekitar Rp 25,4 triliun pada semester I 2019. Pendapatan tersebut berasal dari hasil penjualan gas sebesar 1.332,6 juta dolar AS, penjualan minyak dan gas sebesar 196,2 juta dolar AS, transmisi gas sebesar 163,4 juta dolar AS dan pendapatan usaha lainnya sebesar 97,19 juta dolar AS. 

Selama semester I 2019, PGN mencatatkan laba operasi sebesar 252,03 juta dolar AS. Namun, selama periode ini juga, perseroan mencatatkan beban non-cash di antaranya impairment dan selisih kurs, yang mempengaruhi kinerja keuangan di Semester I 2019.

Baca Juga

Sampai dengan periode yang berakhir 30 Juni 2019, perseroan membukukan laba bersih sebesar 54,04 juta dolar AS dan EBITDA sebesar 472,31 juta dolar AS. “Di tengah tantangan bisnis domestik dan global yang sangat dinamis, Perseroan mampu meningkatkan pangsa pasar gas bumi melalui penambahan jumlah pelanggan dan perluasan infrastruktur sebagai Sub-Holding Gas,” kata Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama dalam keterangan tertulis, Selasa (20/8).

Selama periode Januari-Juni 2019, PGN berhasil menyalurkan gas bumi sebesar 2.938 BBTUD. Rinciannya, volume gas distribusi sebesar 932 BBTUD, dan volume transmisi gas bumi sebesar 2.006 BBTUD. Dengan kapasitas tersebut, PGN telah melayani lebih dari 350 ribu pelanggan dengan cakupan infrstrukur pipa gas bumi sepanjang lebih dari 10 ribu kilometer (km) termasuk jaringan gas untuk melayani sektor rumah tangga sepanjang lebih dari 3800 km.

Rachmat menjelaskan, sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan perekonomian nasional di berbagai sektor bisnis, PGN juga akan terus membangun dan memperluas infrastruktur gas bumi yang berkesinambungan. Tingginya kebutuhan energi di dalam negeri merupakan peluang bagi PGN untuk mengoptimalkan penggunaan gas bumi dan pemanfaatan gas bumi di berbagai daerah di Indonesia yang berkelanjutan.

Menurut Rachmat, kebijakan pemerintah membangun berbagai infrastruktur telah mendorong munculnya sentra-sentra perekonomian baru di berbagai wilayah di Indonesia. Sebagai subholiding gas, PGN akan mengambil peran untuk menyediakan energi gas bumi yang terbukti efisien, ramah lingkungan dan sumbernya berada di dalam negeri.

Rachmat menambahkan kebutuhan energi di dalam negeri yang semakin besar menjadi tantangan bagi PGN untuk menyediakan gas bumi. Untuk itu, PGN akan tetap fokus mengembangkan infrastruktur untuk mengalirkan gas bumi dari hulu hingga ke konsumen.

"Selain itu, untuk mewujudkan komitmen penggunaan dan pemanfaatan gas bumi di berbagai daerah di Indonesia yang berkelanjutan dan menjangkau lebih banyak konsumen dalam mewujudkan bauran gas bumi di 2025 sebesar 22 persen, kami terus berupaya untuk meningkatkan kehandalan kepada pelanggan," jelas Rachmat.

Melalui berbagai insiatif dan inovasi yang terus dilakukan, PGN mengembangkan teknologi infrastruktur beyond pipeline baik berbasis Compressed Natural Gas (CNG) maupun Liquified Natural Gas (LNG) diberbagai wilayah di Indonesia. Salah satu inovasi untuk menjaga ketahanan sustainability pasokan di wilayah Jawa Timur, saat ini PGN akan mengoperasikan LNG di Teluk Lamong, Jawa Timur. 

Selain itu, terdapat beberapa infrastruktur utama yang telah dan dalam tahap penyelesaian seperti proyek pipa transmisi Duri-Dumai sepanjang 67 km, jaringan pipa transmisi Gresik-Semarang sepanjang 258 km yang telah mencapai 98 persen, dan pembangunan jaringan gas rumah tangga sebanyak 78.216 sambungan dari penugasan pemerintah untuk membantu mengurangi beban impor migas. 

"Dengan konsistensi dan dukungan stakeholder termasuk regulasi niaga gas bumi, maka PGN mengharapkan dapat menyelesaikan target pemanfaatan gas bumi di masyarakat termasuk program 4,7 juta sambungan di tahun 2025," tutup Rachmat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement