Rabu 21 Aug 2019 19:01 WIB

Puluhan Orang Keracunan di Pangandaran

Polisi masih melakukan pemeriksaan terhadap kasus keracunan di Pangandaran.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nora Azizah
Keracunan massal (ilustrasi)
Foto: Antara
Keracunan massal (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PANGADARAN -- Sedikitnya 43 orang mengalami keracunan usai memakan makanan dalam sebuah hajatan di Desa Sindangjaya, Kecamatan Mangunjaya, Kabupaten Pangandaran, Selasa (20/8). Sebanyak 17 orang masih harus mendapat perawatan di Puskesmas Mangunjaya hingga Rabu (21/8).

Kapolsek Padaherang AKP Edih Permana mengatakan, keracunan massal itu terjadi pada Selasa (20/8). Puluhan korban langsung dilarikan ke puskesmas untuk perawatan medis.

Baca Juga

"Tasi siang, masih ada 17 korban di Puskesmas Mangunjaya. Sisanya ada yang dibawa pulang," kata dia saat dihubungi Republika, Rabu (21/8).

Polisi terus mengembangkan dugaan keracunan akibat makanan itu. Namun, pemeriksaan selanjutnya, kata dia, diserahkan ke Polres Ciamis.

Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Ciamis, AKP Risqy Akbar membenarkan adanya keracunan massal di Pangandaran. Menurut dia, polisi masih melakukan pemeriksaan terhadap kasus itu.

"Dari tadi malam penyidik Polres Ciamis dan Polsek Padaherang telah melakukan upaya penyeledikan, beberapa saksi sudah diambil keterangannya, sisa makan yang di konsumsi warga juga sudah kita amankan," kata dia.

Ia mengatakan, sisa makanan itu akan diambil sampelnya untuk dilakukan pemeriksaan laboratoris. Ia menambahkan, pada Rabu siang pihaknya telah menyerahkan bahan makanan Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran untuk dibawa ke Labkesda Kabupaten Ciamis guna pemeriksaan laboratoris.

"Saat ini kami menunggu hasil lab," kata dia.

Kepala Puskesmas Mangunjaya Suharyanto mengatakan, total pasien akibat dugaan keracunan berjumlah 43 orang. Sebanyak 17 orang harus dirawat inap dan sisanya menjalani rawat jalan di Puskesmas Mangunjaya.

Ia menegaskan, tak ada pasien yang dirujuk ke RSUD Kota Banjar. Seluruh masih pasien bisa ditangani di Puskesmas.

Menurut dia, pasien yang diduga keracunan itu mengalami gejala pusing, mual, muntah, dan diare. "Tapi tidak ada yang kritis. Hanya mereka dehidrasi karena sering muntah dan BAB," kata dia.

Suharyanto belum mau memastikan pasien menderita sakit akibat keracunan makanan. Pasalnya, sampel makanan baru dikirim ke Lapkesda di Kabupaten Ciamis. Sementara hasilnya baru akan keluar dua pekan kemudian.

"Jadi baru dugaan. Tapi semua memang dari hajatan yang sama untuk makan," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement