Kamis 22 Aug 2019 10:55 WIB

WHO: Mikroplastik dalam Minuman tak Berisiko pada Manusia

WHO mendesak upaya yang lebih luas untuk mengurangi polusi plastik.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Sampah plastik kemasan makanan di antara tumpukan sampah impor yang diolah warga Desa Bangun, Mojokerto, Jawa Timur.
Foto: Willy Kurniawan/Reuters
Sampah plastik kemasan makanan di antara tumpukan sampah impor yang diolah warga Desa Bangun, Mojokerto, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, tingkat mikroplastik dalam air minum tidak memiliki risiko pada manusia. Namun, penelitian itu perlu lebih banyak didalami mengenai dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan.

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan, Rabu (21/8), badan kesehatan PBB mengatakan plastik sangat kecil itu ada di mana-mana dan telah ditemukan dalam air minum, termasuk keran dan botol. Ini kemungkinan besar merupakan hasil dari sistem pengolahan dan distribusi.

Baca Juga

"Tapi hanya karena kita menelannya bukan berarti kita berisiko terhadap kesehatan manusia. Kesimpulan utama adalah, saya pikir, jika Anda seorang konsumen minum air botolan atau air ledeng, Anda tidak perlu khawatir," kata koordinator air, sanitasi dan kebersihan WHO, Bruce Gordon.

Mikroplastik terjadi saat bahan-bahan buatan manusia terurai menjadi partikel-partikel yang lebih kecil dari sekitar lima milimeter (kira-kira seperlima inci).