REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang, melansir, wilayah yang dilanda krisis air bersih dampak dari kekeringan semakin meluas. Saat ini, tercatat ada 12 desa dari tujuh kecamatan yang kesulitan air bersih. Dari jumlah tersebut, 11.129 warga Karawang terdampak kekeringan.
Sekretaris BPBD Karawang, Supriatna, membenarkan, jika wilayah yang krisis air bersih semakin meluas. Awalnya, sekitar tujuh desa dari tiga kecamatan yang dilanda kekeringan. Akan tetapi, seiring semakin panjangnya musim kemarau ini, jumlah wilayah yang kekeringan semakin bertambah.
"Kalau warganya, yang terdampak lebih dari 11 ribu jiwa yang tersebar di 12 desa dan tujuh kecamatan," ujar Supriatna, kepada Republika.co.id, Kamis (22/8).
Adapun kecamatan yang dilanda krisis air bersih ini, yakni, Pangkalan, Tegalwaru, Ciampel, Telukjambe Barat, Cilebar, Tirtajaya dan Tempuran. Sebagai solusinya, BPBD bersama PDAM secara kontrinyu mengirimkan air bersih untuk warga tersebut.
Saat ini, sudah dikirim 41 tanki air dengan kapasitas 5.000 liter untuk setiap armadanya. Selain instansinya dan BPBD, bantuan air bersih juga banyak dikirim dari pihak lain. Seperti, dari Polres, Kodim, ormas termasuk perusahaan. "Sepertinya, permintaan air bersih akan terus berlanjut, sampai musim kemarau ini berakhir," ujar Supriatna.