Sabtu 24 Aug 2019 08:06 WIB

Rayakan Milad di Kolong Tol: PAN Putuskan di Luar Kabinet

Insya Allah kita di luar (kabinet), berikan masukan, kritik, koreksi kalau keliru.

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (tengah) menyerahkan potongan nasi tumpeng kepada Ketua Dewan Kehormatan Amien Rais disaksikan Sekjen Eddy Soeparno saat perayaan HUT ke-21 PAN di Pluit, Jakarta, Jumat (23/8/2019).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (tengah) menyerahkan potongan nasi tumpeng kepada Ketua Dewan Kehormatan Amien Rais disaksikan Sekjen Eddy Soeparno saat perayaan HUT ke-21 PAN di Pluit, Jakarta, Jumat (23/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Partai Amanat Nasional (PAN) menegaskan akan menjadi oposisi dan berada di luar pemerintahan Presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais menegaskan, partainya telah memutuskan akan berada di luar pemerintahan.

Pernyataan tersebut disampaikan Amien Rais saat memberikan sambutan pada perayaan milad ke-21 PAN di kolong jembatan tol Pejagalan, Jakarta Utara, Jumat (23/8). "Tadi saya dibisiki Ketua Umum PAN (Zulkifli Hasan) bahwa PAN tidak ikut dalam kabinet yang akan datang. Insya Allah kita di luar, berikan masukan, kritik, koreksi kalau keliru, tapi akan mendorong kalau jalannya benar," ujar Amien Rais, Jumat (23/8).

Amien mengaku merasa sangat lega dengan kepu tusan yang diambil partainya tersebut. Pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, PAN memang berada di luar koalisi pemerintah dengan mengusung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Namun, seiring berjalannya waktu, PAN sempat diisukan bakal merapat ke kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Sementara, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengatakan, partai mendukung pemerintah tanpa harus masuk ke kabinet. Menurut dia, dukungan PAN ikhlas tanpa syarat apapun, bahkan tidak pernah meminta kursi di kabinet. Dukungan itu, kata Zulkifli, demi kemajuan pembangunan, dan kesejahteraan seluruh rakyat indonesia.

"Jadi, sekarang kita sukseskan, kita dukung Jokowi, tidak minta apa-apa, tidak ada syarat apa-apa. Kami ikhlas, yang penting memajukan indo ne sia," ujar ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) itu.

Zulkifli juga menyampaikan, kader-kader PAN banyak menginginkan agar partainya berada di oposisi. Apalagi, koalisi pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin dianggapnya sudah sangat kuat. Oleh karena itu, pihaknya cukup mendukung saja tanpa harus masuk dalam kabinet periode 2019-2024.

Pada milad ke-21, PAN sengaja menggelar perayaan di kolong jembatan. Sejumlah elite partai berlambang matahari terbit itu terlihat hadir. Selain Ketum PAN dan Ketua Dewan Kehormatan, juga terlihat Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno dan Ketua DPW PAN DKI Jakarta Eko Hendro Purnomo atau Eko Patrio.

Dalam sambutannya, Zulkifli menceritakan kembali pendirian PAN 21 tahun silam. Salah satunya meluruskan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia.

"Tidak boleh ada rakyat Indonesia yang tidak bisa sekolah karena miskin, tidak boleh ada rakyat Indonesia yang tidur beratapkan langit karena miskin, tidak boleh ada rakyat Indonesia mati karena ditolak oleh rumah sakit," kata Zulkifli.

Pantauan Republika, kesederhanaan juga terlihat dari panggung yang digunakan. Panitia hanya mendirikan panggung berdiameter sekitar 5 x 4 meter tanpa hiasan yang mencolok, tidak seperti perayaan partai pada umumnya. Acara ini sendiri bertajuk 'Bergerak Serentak Membangun Negeri' ini juga diramaikan kader PAN dari tingkat DPP, DPD, dan DPC di Jakarta.

Sementara itu, Ketua DPW PAN DKI Jakarta Eko Hendro Purnomo mengaku partainya sengaja membuat acara di kolong jembatan jalan Tol Pejagalan. Eko beralasan PAN DKI Jakarta pada tahun ini ingin mengusung konsep merakyat. Apalagi, menurutnya, masyarakat Pluit, Jakarta Utara, memiliki kontribusi yang cukup besar untuk PAN.

"Sengaja kami menggelar acara ulang tahun PAN ke-21 di sini. Tempatnya merakyat, acaranya merakyat, musiknya merakyat. PAN memang merakyat," ujar Eko.

Dalam kesempatan itu, warga setempat juga turut menikmati perayaan milad PAN yang menyuguhkan pertunjukan musik religi. Sebelum acara dimulai, penonton dimulai dihibur oleh komedian Sapri, juga pemberian hadiah. Kemudian juga PAN memberikan sejumlah donasi kepada para kader nya dari berbagai profesi. Mulai dari sopir angkot, pemulung, hingga petinju. (ali mansur, ed:agus raharjo)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement