REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPD RI asal Papua Yorrys Raweyai menyoroti kasus pemberian miras oleh seorang polisi Kompol Sarche Christianti ke Mahasiswa Papua di Bandung. Yorrys menyebut, tindakan itu adalah tindakan yang salah.
"Itu pola yang salah, mana ada pendekatan dengan kasih miras, ini kan menunjukan Papua masih di stigmanisasi soal-soal itu (pemabuk, Red) tidak boleh itu," kata Yorrys di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (24/8).
Yorrys menyayangkan insiden tersebut. Namun ia mengapresiasi tindakan kepolisian yang telah melakukan penindakan terhadap Kapolsek Sukajadi tersebut. "Saya tidak tau tapi sudah ada tindakan untuk mencopot," ucap Yorrys.
Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Irjen Purnawirawan Bekto Suprapto menyebut Kompol Sarche Christianti yang memberikan miras pada mahasiswa Papua di Bandung mengaku terbiasa melakukan hal tersebut.
"Polisi yang memberikan miras itu sudah diinterogasi, menurut dia, itu dia sudah biasa bukan hanya sekali ini. Itu dia sudah biasa dilakukan," ujar Bekto di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (24/8).
Bekto menyayangkan insiden pemberian miras itu. Ia mengatakan, bagaimanapun pemberian miras itu tidak patut, sekalipun telah terbiasa. Eks Kapolda Papua itu menilai, Kompol Sarche melakukan tindakan yang tak tepat di saat isu rasialisme Papua tengah sensitif. Meski Sarche juga berasal dari Papua, pemberian miras itu justru memperburuk keadaan.
Bekto mengaku terus berkomunikasi dengan Kapolda Jawa Barat untuk memantau proses penindakan pada Kompol Sarche. Ia belum bisa menyimpulkan secara rinci motif pemberian miras itu. Lebih lanjut Bekto juga tak mau menyimpulkan apakah pemberian miras ini menjadi pendekatan yang lumrah di kepolisian.
"Itu biarlah sedang diinvestigasi, nanti setelah investigasi," ujar pensiunan jenderal bintang dua ini.
Pada Jumat (23/8), Kompol Sarche sendiri langsung dicopot dari posisinya sebagai Kapolsek Sukajadi, Bandung, pasca insiden pemberian miras itu. Sarche dicopot dalam rangkaian pemeriksaan oleh Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam).
Kejadian itu diketahui saat, koordinator konsumsi aksi mahasiswa bernama Miles mengaku diberi oleh Kompol Sarche dan seorang rekannya dua dus mie instan, beras dan dua dus miras pada Kamis (22/8). Awalanya, Miles tidak mengetahui isi dua dus minuman itu miras.
Namun, setelah diperiksa, dua dus minuman itu ternyata berisi miras dengan kandungan 19 persen alkohol. Mahasiswa Papua yang menerima Miras tersebut pun merasa tidak terima dengan pemberian Polisi. Pada Kamis, mereka langsung menyerahkan kembali minuman itu pada Kompol Sarche.