Senin 26 Aug 2019 19:08 WIB

KPK: Seleksi Capim KPK Masuki Tahapan Sentral

KPK berharap agar Pansel Capim KPK mengajukan 10 nama yang berintegritas.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Andi Nur Aminah
 Juru Bicara KPK, Febri Diansyah
Foto: Republika/Nawir Arsyad A
Juru Bicara KPK, Febri Diansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahapan seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Capim KPK) sudah hampir rampung. Pada Selasa (27/8), Panitia Seleksi (Pansel) Capim KPK akan melakukan tahapan uji publik, setelah Senin (26/8) juga telah dilakukan tes kesehatan di RSPAD Gatot Subroto.

Lembaga antirasuah pun berharap agar Pansel Capim KPK mengajukan 10 nama yang berintegritas.  "Masih ada waktu dalam tahap uji publik ini untuk memilih sebaik-baiknya," kata Juru Bicara KPK, Febri Diansyah di Gedung KPK Jakarta, Senin (26/8).

Baca Juga

Menurut Febri, tahapan yang akan berjalan dalam pekan ini merupakan tahapan yang sentral dan menentukan. Oleh karenanya KPK mengajak masyarakat untuk tetap mengawal proses seleksi ini dengan tetap menerapkan dan menghormati kaidah hukum yang berlaku.

Dalam menjalankan tugasnya, Pansel Capim KPK terus mendapatkan kritikan pedas. Terlebih 20 nama yang lolos dalam tahap profile assesment dinilai tak terlalu memuaskan publik. Menanggapi hal tersebut, KPK meminta agar Pansel Capim KPK mengajak dan berharap pada Pansel agar tidak reaktif dan resisten dengan masukan publik.

"Pansel KPK cukup membuktikan integritas dan kinerjanya dengan bekerja semaksimal mungkin memilih calon Pimpinan KPK yang kredibel dan berintegritas. Kritik dalam pelaksanaan tugas publik adalah hal yang wajar dan semestinya dapat kita terima dengan bijak," tutur Febri.

Menurutnya, kritikan dan saran adalah hal yang biasa terjadi, KPK pun sering mendapatkan kritikan pedas karena merupakan lembaga milik masyarakat. Sehingga tak heran bila sekarang ada upaya yang luar biasa menjaga KPK dan hal itu berimbas pada kritikan yang keras pada Pansel Capim KPK setelah melihat 20 nama yang lolos di tahap //profille assessment.

"Kami memandang itu adalah bentuk kecintaan publik terhadap KPK dan harapan publik pada Pansel KPK. Dan juga sebagai upaya bersama menjaga sekaligus merawat KPK," kata dia.

Bagi KPK, tambah Febri, calon dari institusi manapun tidak menjadi persoalan. Namun rekam jejak Integritas menjadi hal yang paling utama. "Proses seleksi Pimpinan KPK ini akan menentukan bagaimana KPK ke depan, bagaimana ikhtiar pemberantasan korupsi di Indonesia ke depan," tegasnya.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement