Selasa 27 Aug 2019 20:21 WIB

Ketua DPRD Sebut Masyarakat Ingin Jokowi Kunjungi Papua

Selama ini Bapak Presiden sering hadir di Papua tapi saat mencekam kenapa tidak hadir

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Andi Nur Aminah
Massa yang tergabung dalam Mahasiswa Papua melakukan aksi solidaritas di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Selasa (27/8).
Foto: Abdan Syakura_Republika
Massa yang tergabung dalam Mahasiswa Papua melakukan aksi solidaritas di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Selasa (27/8).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ketua DPRD Papua Barat, Peter Kondjol, mengatakan masyarakat dan sekitarnya masih berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) hadir di Papua. Menurutnya, masyarakat mempertanyakan mengapa saat situasi di bumi Cenderawasih itu mencekam, Presiden tidak hadir di tengah-tengah masyarakat. 

"Selama ini Bapak Presiden sering hadir di Papua, sangat memperhatikan pembangunan Papua, masyarakat Papua. Tetapi yang dipertanyakan masyarakat, mengapa saat situasi di Papua mencekam, Pak Presiden tidak hadir? " ujar Peter saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (27/8).

Baca Juga

Dia melanjutkan, masyarakat ingin Jokowi hadir untuk menyelesaikan konflik yang saat ini terjadi akibat persoalan dugaan rasialisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya. Keinginan itu, kata dia,  sudah disampaikan melalui Gubernur Papua Lukas Enembe yang bertemu Presiden Jokowi pada Senin (26/8).

Sebagaimana diketahui, pada Senin ini, pemprov Papua dan Papua Barat, Gubernur Lukas Enembe, kata Peter, sudah menyampaikan secara khusus permintaan masyarakat Papua dan Papua Barat itu. Masyarakat menanti Jokowi mencari waktu yang tepat untuk bisa hadir di Papua. "Semoga keinginan masyarakat Papua bisa tercapai. Semoga Bapak Presiden mendapat waktu yang tepat untuk menemui masyarakat," tambahnya. 

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyampaikan akan melakukan kunjungan kerja ke Jayapura, Papua, pada awal September 2019 mendatang. Bila terlaksana, maka kunjungan nanti adalah yang pertama kali dilakukan pascainsiden di Surabaya dan Malang, Jawa Timur yang berujung memanasnya situasi di Papua dan Papua Barat.

"Baru kita atur tetapi dalam rangka meresmikan Jembatan Holtekamp. Mungkin awal-awal bulan depan," ujar Presiden usai meninjau tambak garam di Nunkusir, Kabupaten Kupang, Rabu (21/8) lalu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement