Selasa 03 Sep 2019 02:07 WIB

Jateng Selatan Diprakirakan Baru Hujan Oktober

Sebagian wilayah Jateng selatan bahkan diprakirakan baru hujan November.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Indira Rezkisari
Kekeringan
Foto: Antara
Kekeringan

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Masyarakat di Jateng Selatan yang mengalami kesulitan air bersih, masih harus menunggu sebulan lagi agar tak lagi mengalami kesulitan air. Badan Meterologi Klimatologi dan Geosika (BMKG) memperkirakan, musim hujan di sebagian besar wilayah Jateng selatan baru akan tiba pada pertengahan Oktober.

''Saat ini masih musim kemarau. Musim pancaroba yang merupakan masa peralihan dari musim kemarau ke penghujan, baru akan berlangsung pada pertengahan September 2019 ini,'' jelas prakirawan cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Cilacap Rendi Krisnawan, Senin (2/9).

Baca Juga

Musim pancaroba tersebut, diperkirakan akan berlangsung sekitar sebulan hingga pertengahan Oktober 2019. ''Dengan demikian, musim penghujan baru akan berlangsung mulai Oktober 2019,'' katanya.

Menurutnya, datangnya musim penghujan di sebagian besar wilayah Jateng selatan, memang mengalami kemunduran cukup lama dibanding perkiraan awal. Semula, awal musim hujan diperkirakan sudah akan berlangsung sejak pertengahan September 2019. Namun melihat fenomena cuaca yang terjadi saat ini, musim hujan mundur selama 2-3 dasarian dari perkiraan awal.

Bahkan di beberapa wilayah seperti Cilacap bagian utara dan sebagian Cilacap bagian timur serta Kebumen bagian selatan dan Purworejo bagian selatan diprakirakan akan berlangsung pada dasarian pertama bulan November.

Terkait dengan musim kemarau yang makin panjang, jumlah desa yang warganya kesulitan mendapat air bersih juga semakin luas. Kepala Pelaksana BPBD Banyumas Ariono Poerwanto menyebutkan, hingga penghujung Agustus 2019 lalu, pihaknya telah menyalurkan 727 tangki air bersih. ''Air sebanyak itu, disalurkan ke 47 desa yang tersebar pada 17 kecamatan,'' jelasnya.

Dia memastikan, dengan makin panjang kemarau yang akan berlangsung, maka wilayah yang mengalami kesulitan air bersih juga akan semakin bertambah. Sesuai pemetaan BPBD, secara keseluruhan terdapat 71 desa/kelurahan di Banyumas yang rawan krisis air bersih di 17 kecamatan.

''Saat ini baru 47 desa yang sudah mengajukan permohonan air bersih. Seiring makin panjangnya kemarau, jumlah desa yang meminta bantuan air bersih, kami pastikan akan terus bertambah,'' katanya.

Sedangkan di Kabupaten Cilacap, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Cilacap Heru Kurniawan menyebutkan, hingga saat ini sudah 46 desa di 18 kecamatan yang meminta bantuan air bersih. ''Untuk desa-desa tersebut, kamu sudah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 310 tangki,'' jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement