REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Penyanyi asal Kanada Justin Bieber membuka tentang serangkaian "keputusan buruk" yang membuatnya beralih dari menjadi penyanyi remaja yang dicintai menjadi orang yang paling diejek, dihakimi, dan dibenci di dunia. Dalam postingan Instagram yang sangat pribadi dan introspektif, bintang pop ini meneliti bagaimana ketenaran masa kanak-kanak menyebabkan depresi,dan kurangnya tanggung jawab.
Di awal ketenarannya, Bieber yang dilejitkan oleh manajer musik Scooter Braun saat ia masih berusia 13 tahun juga sempat terpuruk setelah menjadi pecandu narkoba. Dia pun mengaku dulu ia pemarah dan tidak sopan kepada perempuan.
Dilansir BBC, Bieber mengungkapkan bahwa popularitas dan sanjungan bertubi telah membutakan pandangannya soal kehidupan. Sebagai anak baru gede, Bieber betul-betul terlena dengan apresiasi penggemar terhadapnya.
"Pada usia 18 tahun, saya memiliki jutaan dolar di bank, tetapi tidak memiliki keterampilan di dunia nyata," ujarnya, seperti dilansir AP, Rabu (4/9).
Bieber merasa seperti itu lantaran selama ini selalu ada orang yang melakukan segala sesuatunya untuknya. Ia pun jadi tak punya kesempatan untuk belajar mengerjakan sendiri hal-hal yang menjadi tanggung jawabnya.
Saat berusia 19 tahun, Bieber beberapa kali ditahan karena vandalisme dan mengemudi di bawah pengaruh alkohol. Ia terjerembab dalam jurang depresi setelah tertimpaa masalah demi masalah yang sepertinya tak ada habisnya.
Sekarang ketika berusia 25 tahun, Bieber melihat kehidupannya mulai tertata. Ia pun sangat mengapresiasi teman-teman yang telah mendukungnya di masa sulit.
Selain dukungan dari sahabat, Bieber juga merasa terselamatkan oleh iman. Di samping itu, pelantun "Love Yourself" itu mengatakan bahwa pernikahannya dengan Hailey Baldwin pada 2018 telah membantu mengubah hidupnya.
"Butuh waktu bertahun-tahun bagiku untuk bangkit kembali dari semua keputusasaan mengerikan ini, memperbaiki hubungan yang rusak, dan mengubah kebiasaan dalam menjalin hubungan," kata Bieber.