REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- XL Axiata menyiapkan sejumlah strategi untuk menghadapi persaingan semester II. Dari sisi industri, menurut Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini, persaingan pasar di paruh kedua ini akan lebih ketat dibandingkan semester pertama.
"Di pasar beberapa operator sudah luncurkan berbagai program hingga menawarkan data price yang kompetitif," kata Dian, Kamis (5/9).
Hal ini pun menuntut semua operator termasuk XL Axiata untuk lebih inovatif memunculkan produk yang dibutuhkan masyarakat. Sejumlah strategi yang disiapkan yaitu melakukan ekspansi ke luar Jawa dengan memperkuat infrastruktur serta mengakselerasi fiberisasi.
Dari sisi komersial, XL Axiata akan mengoptimalkan dual brand strategy untuk meningkatkan jangkauan pasar dari segmen yang berbeda. Perusahaan juga akan memperluas saluran distribusi ke wilayah-wilayah baru di luar Jawa serta membangun sistem analisis data.
Pada semester I 2019, XL Axiata telah menyelesaikan pembangunan BTS di luar jawa hingga 90 persen atau sebanyak 19 ribu unit. Sementara di semester II, perusahaan menargetkan dapat melengkapi pembangunan BTS hingga 21 ribu unit.
Hingga akhir tahun 2019, XL Axiata diharapkan sudah memiliki BTS dengan jumlah total 135 ribu unit di lebih dari 440 kota/kabupaten. Dengan demikian, seluruh BTS milik XL Axiata tersebut sudah bisa menjangkau 95 persen dari populasi Indonesia.
Sementara itu, fiberisasi jaringan XL Axiata sudah mencapai sekitar 30 persen dari total jaringan, dan mencakup semua ibu kota provinsi dan kota-kota besar di Jawa, Madura, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Lombok. Di semester II, diharapkan fiberisasi jaringan mencapai 50 persen dan pada 2020 sudah mencapai 70 persen.
Tahun ini, XL Axiata menyiapkan dana untuk belanja modal sebesar Rp7,5 triliun. Dari dana yang dianggarkan tersebut, sebanyak 60 persen telah terserap untuk melanjutkan perluasan jaringan data di wilayah luar Jawa.