Sabtu 07 Sep 2019 16:20 WIB

Calistung Sudah tak Relevan untuk Pendidikan Milenial

Pendidikan dasar saat ini tidak berhenti di kemampuan calistung.

Rep: Dian Erika Nugraheny / Red: Friska Yolanda
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyampaikan paparan dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (4/9/2019).
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyampaikan paparan dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (4/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, mengatakan pembelajaran dasar lewat menulis, membaca dan berhitung (calistung) tidak relevan untuk generasi milenial. Karenanya, standar dasar pendidikan harus ditingkatkan untuk mencapai setidaknya enam elemen literasi abad 21. 

"Untuk calistung sudah tidak relevan lagi kalau sekarang digunakan standar pendidikan dasar untuk anak-anak milenial sekarang ini. Maka tugas kita sekarang adalah meningkatkan peranan pendidikan dasar abad 21. Menyiapkan generasi emas 2045 dalam rangka menyambut era industri 4.0," ujar Muhadjir di Lapangan Karebosi, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (7/9).

Baca Juga

Muhadjir menuturkan, di awal Indonesia merdeka, Presiden pertama, Soekarno, mencanangkan gerakan berantas buta huruf. Saat itu, persentase penduduk Indonesia yang masih buta aksara mencapai 97 persen.  

Kemudian, di era Presiden Soeharto, pada 1974 pemerintah memulai program Sekolah Dasar Instruksi Presiden (SD Inpres) untuk pemerataan pendidikan di kawasan terpencil dan menyasar masyarakat berpenghasilan rendah. Kebijakan ini dilakukan secara besar-besaran dan bertujuan menuntaskan buta aksara.