REPUBLIKA.CO.ID, SOUTHAMPTON -- Inggris melenggang mulus dalam upaya melangkah ke putaran final Piala Eropa 2020. Tiga kemenangan beruntun, ditambah torehan 14 gol dan hanya sekali kebobolan, mewarnai laju impresif the Three Lions di Grup A babak kualikasi Piala Eropa 2020. Namun, ujian sesungguhnya baru akan dihadapi Inggris kala menerima lawatan Kosovo di Stadion Saint Mary, Southampton, Rabu (11/9) dini hari WIB.
Dengan bermodal sejumlah pemain muda, Inggris membuka langkah di babak kualifikasi Piala Eropa 2020 dengan kemenangan besar atas Ceska, 5-0, Maret silam. Laju positif ini pun berlanjut saat Inggris membungkam Montenegro, 5-1, kemudian dilanjutkan dengan membekap Bulgaria, 4-0, akhir pekan lalu.
The Three Lions bertengger di peringkat teratas klasemen sementara Grup A babak kualifikasi Piala Eropa 2020 dengan raihan sembilan poin. Sementara, di posisi kedua, ada Kosovo yang terus mengintai dengan hanya mengantongi selisih satu poin dari Inggris setelah memainkan empat laga. Harus diakui, keberhasilan Kosovo bertengger di peringkat kedua klasemen sementara menjadi kejutan tersendiri di Grup A babak kualifikasi Piala Eropa 2020.
Kosovo ternyata mampu bersaing dengan tim-tim yang lebih mapan, seperti Ceska dan Bulgaria. Bahkan, dari semua kontestan di Grup A, Kosovo menempati peringkat FIFA paling rendah, yaitu berada di peringkat 120. Tidak hanya itu, bersama Gibraltar, Kosovo merupakan anggota termuda Federasi Sepak Bola Internasional tersebut. Meraih kemerdekaan dari Serbia pada 2008, Kosovo baru diterima sebagai anggota resmi FIFA pada 2016.
Seiring dengan diterimanya Kosovo sebagai anggota FIFA, performa tim berjuluk the Dardanians itu terus meningkat. Dalam 15 laga terakhir di semua ajang, Kosovo tidak terkalahkan, dengan memetik 10 kemenangan dan lima hasil imbang. Di laga terakhir, Kosovo sukses menundukkan Ceska, 2-1, setelah sempat tertinggal lebih dulu.
Semua catatan apik Kosovo ini disadari sepenuhnya oleh pelatih Inggris Gareth Southgate. Alhasil, Southgate menyebut peringkat yang ditempati Kosovo di daftar FIFA bukanlah jaminan laga kontra the Dardanians itu bakal berjalan mudah. Bahkan, Southgate menyebut Kosovo memiliki peluang untuk memberikan kejutan, layaknya Kroasia, kala mereka baru bergabung bersama FIFA pada 1992 dan akhirnya finis di tempat ketiga di gelaran Piala Dunia 1998.
''Sebagai negara yang baru terbentuk, mereka memiliki semangat. Itu mengingatkan saya kepada Kroasia pada 1998 silam. Saya terkesan dengan cara mereka bermain, dari segi taktik ataupun materi pemain. Mereka juga datang dengan kepercayaan diri tinggi setelah kemenangan di laga terkahir. Ini menjadi ujian yang berat buat kami,'' kata Southgate, seperti dikutip Express, Senin (9/9) WIB.
Timnas Kosovo.
Kendati begitu, Inggris bukan tanpa modal. Selain faktor tuan rumah dan catatan apik di tiga laga awal, Inggris memiliki skuat yang cukup dalam dengan kualitas pemain yang hampir merata serta didukung usia yang relatif masih muda. Di lini depan, selain sudah memiliki Raheem Sterling dan Marcus Rashford, Inggris juga memiliki Jadon Sancho dan Alex Oxlade Chamberlain. Pun di lini tengah, ada nama-nama seperti Mason Mount dan Harry Winks.
Southgate pun menegaskan, semua pemain di skuat the Three Lions harus mampu membuktikan kualitas untuk bisa dipilih sebagai starter. ''Kompetisi untuk bisa mendapatkan tempat di tim utama menjadi motivator terbaik untuk para pemain. Ini situasi yang cukup menyehatkan bagi tim ini, dan yang terpenting adalah hasil yang bisa kami raih di laga berikutnya,'' tutur pelatih berusia 49 tahun itu, seperti dikutip the Guardian.
Kendati begitu, menilik lawan yang akan mereka hadapi, Southgate dikabarkan tidak mau mengambil risiko dan tetap menurunkan starter yang relatif sama seperti saat mengalahkan Bulgaria. Kabarnya, satu-satunya perubahan yang dilakukan Southgate adalah mengganti Kieran Trippier dengan Alexander Trent-Arnold di posisi bek kanan. Itu dilakukan demi memberikan kesegaran dalam permainan Inggris.
Sementara, dari kubu the Dardanians, pelatih Kosovo Bernard Challanders menyebut tidak ada tekanan berlebihan yang dirasakan anak-anak asuhnya saat mengawali kiprah di babak kualifikasi Piala Eropa 2020. Kosovo, kata Challanders, hanya berusaha memberikan penampilan yang terbaik dan terus menjaga mimpi dan ambisi untuk bisa meraih kemenangan dari satu laga ke laga berikutnya.
Sejauh ini, pendekatan ini ternyata berhasil mengangkat performa the Dardanians. Dengan disokong rataan usia pemain yang terbilang masih muda, sekitar 23 tahun, dan sejumlah pemain yang merumput di liga-liga top Eropa, Kosovo ingin terus melanjutkan mimpi mereka, termasuk dengan mencuri poin di laga kontra Inggris.
''Kami bermimpi bisa mengalahkan Ceska, dan ternyata itu terwujud. Kini, kami ingin hal serupa kami dapatkan di laga kontra Inggris. Kami memiliki pemain yang masih muda dan tampil di liga-liga terbaik Eropa, ditambah pendekatan mental yang tepat, kami masih memiliki peluang untuk meraih hasil maksimal,'' kata Challanders, seperti dikutip Mirror, Senin (9/9).
Challanders tidak sesumbar. Skuat Kosovo memang diisi sejumlah pemain yang merumput di lima liga top Eropa. Pencetak gol kemenangan Kosovo di laga kontra Ceko, Mergim Vojvoda, merupakan bek andalan Standard Liege. Selain itu, ada pula gelandang Valon Berisha yang memperkuat Lazio. Pun dengan kehadiran kiper sekaligus kapten Kosovo Samir Ujkani yang tampil untuk Torino. n reja irfa widodo, ed: gilang akbar prambadi