Kamis 12 Sep 2019 19:25 WIB

Capim Johanis Tanak Dukung Kewenangan KPK Keluarkan SP3

'SP3 bisa dibuka kembali kemudian kalau ditemukan bukti baru,' kata Tanak.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Calon pimpinan KPK, Irjen Firli Bahuri (kanan), Johanis Tanak (tengah) dan Luthfi Jayadi (kiri) saat mengikuti uji kelayakan dan kepatutan calon pimpinan KPK di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (9/9).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Calon pimpinan KPK, Irjen Firli Bahuri (kanan), Johanis Tanak (tengah) dan Luthfi Jayadi (kiri) saat mengikuti uji kelayakan dan kepatutan calon pimpinan KPK di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (9/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (capim KPK) Johanis Tanak menjalani uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (12/9). Saat dicecar mengenai isu perlunya kewenangan KPK mengeluarkan SP3, Tanak tampak mendukung hal tersebut.

"Kalau menurut hemat saya, SP3 ini memang diperlukan," kata Tanak.

Baca Juga

Alasannya, imbuh Tanak, manusia tidak luput dari kekhilafan. Selain itu, ia menganggap tidak semua pegawai KPK adalah sarjana hukum. 

"Bukan juga berarti mereka tidak paham, tetapi memang sekiranya mereka semua adalah sarjana hukum mereka akan memahami tentang apa dasar dan alasan hukum harus yang jelas untuk kemudian menetapkan seseorang sebagai tersangka," jelasnya.

Ia mengatakan SP3 tersebut untuk memberikan kepastian hukum terhadap kasus yang tidak kunjung diputuskan. Namun, menurutnya, SP3 bukan harga mati.

"SP3 bisa dibuka kembali kemudian kalau ditemukan bukti baru," kata Direktur Tata Usaha Negara pada Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara tersebut.

DPR berencana merevisi UU KPK. Salah satu poin yang direvisi yaitu adanya Kewenangan KPK untuk menghentikan penyidikan dan penuntutan perkara korupsi yang tidak selesai dalam jangka waktu satu tahun atau SP3. Penghentian itu harus dilaporkan kepada Dewan Pengawas dan diumumkan ke publik.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement