Jumat 13 Sep 2019 18:35 WIB

BWI: Data Wakaf Tanah Capai 5,5 Miliar Meter Persegi

BWI menyebut wakaf bisa juga dgunakan untuk bisnis.

Ketua Pelaksana Badan Wakaf Indonesia (BWI) Mohammad Nuh memberikan paparan saat wawancara khusus bersama Republika di Jakarta, Rabu (17/7).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Pelaksana Badan Wakaf Indonesia (BWI) Mohammad Nuh memberikan paparan saat wawancara khusus bersama Republika di Jakarta, Rabu (17/7).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pengurus Badan Wakaf Indonesia (BWI) mencatat wakaf tanah yang tersebar di berbagai daerah di Tanah Air mencapai 5,5 miliar meter persegi. Sebagian besar tanah wakaf tersebut dimanfaatkan untuk pembangunan masjid dan pondok pesantren.

"Potensi wakaf yang cukup besar itu memerlukan pengelolaan yang lebih baik dan pengembangan kegiatan produktif," kata Ketua Badan Pelaksana BWI Mohammad Nuh, di Palembang, Jumat (13/9).

Baca Juga

Menurut dia, wakaf tanah, uang atau barang bergerak dan tidak bergerak lainnya tidak hanya untuk membangun masjid tetapi bisa digunakan untuk bisnis. "Nadjir atau pengelola wakaf harus kreatif dengan melakukan tindakan produktif memanfaatkan harta wakaf untuk bisnis yang hasilnya bisa menyejahterakan masyarakat," ujarnya.

Dia menjelaskan, BWI yang didirikan pada 2004 terus berupaya melakukan pengembangan pengelolaan wakaf dan mendorong masyarakat menjadi agen atau penggerak wakaf produktif.

Untuk pengembangan pengelolaan harta wakaf, BWI telah memulainya dengan membangun sejumlah rumah sakit di Pulau Jawa yang sekarang ini telah menghasilkan keuntungan yang bisa dimanfaatkan untuk membantu kaum dhuafa berobat dan peningkatan kesejahteraannya.

"Pembangunan rumah sakit dan usaha produktif lainnya akan terus dikembangkan sehingga bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat yang lebih luas," katanya.

Untuk menghimpun harta wakaf yang lebih besar agar bisa dikembangkan menjadi kegiatan usaha produktif, pihaknya mengajak pelajar dan mahasiswa sebagai generasi milenial untuk terlibat dalam penghimpunan dan pengelolaan harta wakaf, serta menjadikannya sebagai gaya hidup.

"Generasi milenial secara nasional terdapat sekitar 110 juta orang, potensi yang cukup besar itu akan dimanfaatkan secara maksimal untuk penggalangan wakaf," ujar Mohammad Nuh.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement