Sabtu 14 Sep 2019 10:34 WIB

Harga Minyak Catat Penurunan dalam Sepekan

Kemajuan sengketa dagang AS-Cina mendorong penurunan harga minyak.

Rep: Antara/ Red: Friska Yolanda
Ilustrasi Kilang Minyak
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Kilang Minyak

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak naik tipis pada akhir perdagangan Jumat (13/9)). Namun, harga minyak menunjukkan tren penurunan dalam sepekan karena kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi global yang lebih lambat melebihi petunjuk kemajuan dalam sengketa perdagangan AS-Cina.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November turun 0,16 dolar AS menjadi ditutup pada 60,22 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober turun 0,24 dolar AS menjadi menetap di 54,85 dolar AS per barel.

Brent turun 2,1 persen untuk pekan ini, penurunan pertama dalam lima pekan. WTI kehilangan sekitar tiga persen dalam seminggu.

Dua negara ekonomi terbesar di dunia telah melakukan gerakan perdamaian saat mereka bersiap untuk pembicaraan baru. Cina akan membebaskan beberapa produk pertanian AS dari tarif tambahan, kata kantor berita resmi China, Xinhua.

Namun demikian, harga minyak tetap di bawah tekanan oleh kekhawatiran tentang prospek permintaan yang lebih lemah. "Harga minyak tampaknya menunjukkan pertumbuhan ekonomi global telah dipengaruhi oleh tarif, sementara pasar lainnya seperti ekuitas tampaknya lebih fokus pada kemajuan masa depan," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates, dalam sebuah catatan.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Badan Energi Internasional (IEA) minggu ini mengatakan pasar minyak bisa berakhir dalam surplus tahun depan, meskipun ada pakta oleh OPEC dan sekutunya untuk membatasi pasokan yang sebagian besar diimbangi dengan pertumbuhan produksi AS. Perusahaan energi AS minggu ini mengurangi jumlah rig minyak yang beroperasi selama empat minggu berturut-turut.

Harga Brent telah meningkat sekitar 12 persen pada tahun ini. Kenaikan ini dibantu oleh kesepakatan antara OPEC dan sekutu, yang dikenal sebagai OPEC+, untuk memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَقَالَ رَجُلٌ مُّؤْمِنٌۖ مِّنْ اٰلِ فِرْعَوْنَ يَكْتُمُ اِيْمَانَهٗٓ اَتَقْتُلُوْنَ رَجُلًا اَنْ يَّقُوْلَ رَبِّيَ اللّٰهُ وَقَدْ جَاۤءَكُمْ بِالْبَيِّنٰتِ مِنْ رَّبِّكُمْ ۗوَاِنْ يَّكُ كَاذِبًا فَعَلَيْهِ كَذِبُهٗ ۚوَاِنْ يَّكُ صَادِقًا يُّصِبْكُمْ بَعْضُ الَّذِيْ يَعِدُكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِيْ مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ كَذَّابٌ
Dan seseorang yang beriman di antara keluarga Fir‘aun yang menyembunyikan imannya berkata, “Apakah kamu akan membunuh seseorang karena dia berkata, “Tuhanku adalah Allah,” padahal sungguh, dia telah datang kepadamu dengan membawa bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu. Dan jika dia seorang pendusta maka dialah yang akan menanggung (dosa) dustanya itu; dan jika dia seorang yang benar, nis-caya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang yang melampaui batas dan pendusta.

(QS. Gafir ayat 28)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement