REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Kabut asap juga menyelimuti Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan selama beberapa hari terakhir. Pagi ini, kabut terlihat sangat tebal sehingga jarak pandang kurang dari 100 meter. Masker menjadi salah satu benda paling diburu yang kini langka di Banjarmasin
Seorang ASN Kementerian Pertanian Andika Bakti (28) yang saat ini sedang dinas luar kota ke Banjarmasin, mengatakan pagi ini, Sabtu (14/9), kabut asap yang sangat tebal menyelimuti kawasan Bandara Syamsudin Noor, Banjarmasin. Andika mengatakan semua penumpang dan petugas bandara kelimpungan mencari masker karena tidak tahan dengan kabut asap.
Di Bandara Syamsudin Noor terjadi kelangkaan masker. Andika mengaku tidak kebagian masker. Ia sudah berkeliling beli masker di sejumlah minimarket di Bandara. Jadinya untuk keamanan dirinya, Andika membeli jilbab seharga Rp 75 ribu.
"Saya terpaksa beli jilbab aja untuk nutupin hidung. Masker benar-benar habis di Indomaret, Alfamart, dan mini market lain sudah tidak ada masker lagi," kata Andika kepada Republika.co.id.
Andika menyebutkan ia tiba di Bandara Syamsudin Noor sejak pukul 7.00 WIB pagi. Ia hendak terbang pulang ke Jakarta. Sejak tiba di Bandara, Andika melihat penumpang panik karena kabut asap sampai masuk ke gedung Bandara.
Ia melihat ada anak kecil yang muntah-muntah karena menghirup kabut asap. Orang tua anak tersebut kata Andika juga panik karena ia tidak tahu lagi harus menutup hidung anaknya dengan apa karena masker sudah habis.
"Dia hanya bilang pada anaknya. Kita harus sabar ya nak. Bentar lagi asapnya hilang," ucap Andika menirukan percakapan orang tua tersebut.
Andika mengatakan sejak pagi ada banyak sekali penerbangan yang tertunda karena pesawat tak bisa lepas landas di saat kabut asap tebal. Andika menyebut di Bandara kabut asap memang sangat tebal. Saat dirinya dalam perjalanan menuju bandara, sopir mobil yang ia tumpangi berpatokan pada lampu mobil untuk melihat lawan arah. Begitu sudah mau sampai bandara, jarak pandang kata dia mungkin hanya berjarak 50 meter.
Kalau pengendara tidak menyalakan lampu mobil, berpotensi akan terjadi kecelakaan karena sesama pengendara tidak mampu melihat mobil lain.
Ida, rekan Andika juga mengatakan hal yang sama. Mereka sudah menunggu di Bandara sampai empat jam lebih. Dampaknya terjadi penumpukan penumpang di Bandara Syamsudin Noor. Siang ini kata Ida saat dirinya sudah akan terbang pukul sekitar 11.00 WIB. Aktivitas penerbangan sudah mulai kembali normal. Satu persatu pesawat yang tertunda kata dia sudah mulai lepas landas.
"Banyak sekali pesawat yang delay. Jadi penumpang mumpuk," ujar Ida.