REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan ia berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netahanyu melalui sambungan telepon. Mereka membahas tentang kemungkinan Perjanjian Pertahanan Bersama antara AS dan Israel.
"Yang selanjutnya akan mempererat hubungan aliansi antara kedua negara yang luar biasa. Saya menantikan pembicaraan ini setelah Pemilihan Umum Israel ketika kami bertemu di PBB pada akhir bulan ini," cicit Trump di Twitter seperti dilansir dari United Press International, Ahad (15/9).
Netanyahu pun membalas cicitan Trump tersebut. Ia berterima kasih atas panggilan telepon itu dan memuji Trump sebagai mitra Israel yang paling hebat.
"Saya menantikan pertemuan kami di PBB untuk memajukan Perjanjian Pertahanan antara Amerika Serikat dan Israel, bersama-sama kami akan maju dalam perjuangan bersama kami dalam melawan terorisme," cicit Netanyahu.
Panggilan telepon itu dilakukan di hari yang sama saat Netahanyu menggelar rapat darurat. Ia memanggil Ketua Komisi Pemilihan Umum Pusat Israel, Hakim Mahkamah Agung Hanan Meicer membahas keamanan pemilihan umum.
The Jerusalem Post melaporkan ia khawatir dengan kecurangan di sektor Arab. "Mereka akan mencoba mencuri pemilihan umum," katanya kepada stasiun televisi KAN 11.
Pada pemilihan umum April lalu Netanyahu memang menang. Tapi, partai Likud Party yang mengusung Netanyahu mengatakan suara perdana menteri Israel itu banyak dicuri.
Pada April lalu ia menang tipis dari ketua Blue and White Party Benny Gantz. Tapi karena Netanyahu gagal membuat koalisi maka pemilihan umum cepat pun digelar pada Selasa mendatang.