Ahad 15 Sep 2019 11:04 WIB

Udara di Pekanbaru Sangat tidak Sehat

Kualitas udara berbahaya secara umum dan dapat merugikan kesehatan secara serius.

Rep: Febrian Fachri / Red: Ratna Puspita
Sejumlah kapal terparkir di pelabuhan rakyat sungai Siak ketika kabut asap pekat dampak dari kebakaran hutan dan lahan menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Jumat (13/9/2019).
Foto: Antara/Rony Muharrman
Sejumlah kapal terparkir di pelabuhan rakyat sungai Siak ketika kabut asap pekat dampak dari kebakaran hutan dan lahan menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Jumat (13/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Pusat Pengendali Pembangunan Ekoregion (P3E) bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau mengeluarkan kesimpulan angka indeks standar pencemaran udara (ISPU) di Kota Pekanbaru dalam kondisi tidak sehat hingga sangat tidak sehat. Penyebanya, paparan asap akibat kebakaran hutan dan lahan di provinsi Riau, Jambi, dan Sumatra Selatan. 

ISPU di Pekanbaru terhitung berada di angka yang paling tinggi yakni 269 atau sudah masuk dalam zona merah. Data ISPU yang diberikan P3E ini dihimpun para Sabtu (14/9) hingga pukul 15.00 WIB.

Baca Juga

"Pekanbaru tidak sehat hingga sangat tindak sehat," kata Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Sumatera Amral Fery, melalui keterangan resmi yang diberikan kepada Republika.co.id, Ahad (15/9).

Amral menyebutkan di bawah Kota Pekanbaru adalah Kabupaten Siak dengan ISPU 125. ISPU di Siak disimpulkan dalam keadaan tidak sehat. Setelahnya ada Kabupaten Kampar dengan ISPU 113.

Kampar sama dengan Siak, yakni masuk kategori tidak sehat. Begitu juga dengan Dumai dengan ISPU 170 dan Kabupaten Rokan Hilir 105 dalam kategori tidak sehat. 

P3E juga menyebutkan data ISPU untik daerah Provinsi Aceh. Aceh punya indeks ISPU 14, masuk dalam kesimpulan ISPU baik. Sumatra Barat dengan ISPU 46 juga dalam kesimpulan baik. 

Untuk Wilayah Provinsi Kepulauan Riau, ISPU 89 dengan kesimpulan sedang. Kesimpulan itu sama dengan Sumatra Selatan masuk dalam kategori sedang dengan ISPU 51. Untuk Jambi, angka ISPU menunjukkan 123 dengan kesimpulan tidak sehat. 

Amral menjelaskan ISPU kategori baik berkisar di angka 0-50. Pada kategori ini, tingkat kualitas udara tidak memberikan efek bagi manusia, hewan dan tumbuhan.

Untuk kategori sedang berada di angka 51-100. Kategori sedang ini, tingkat kualitas udara tidak berpengaruh pada kesehatan mausia, hewan, dan tumbuhan.

Untuk kategori tidak sehat berada di agka 101-199. Pada level ini, tingkat kualitas udara sudah bersifat merugikan manusia, dan kelompok hewan yang sensitif. Begitu juga terhadap tumbuhan dan nilai estetika. 

Kategoti sangat tidak sehat berada di angka 200-299. Kategori ini, tingkat kualitas udara dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar. Untuk indeks berbahaya berada di angka ISPU di atas 300. Di mana tingkat kualitas udara berbahaya secara umum dan dapat merugikan kesehatan secara serius.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement