REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pemadaman api di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) di Tamangapa Antang, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, berlangsung 15 jam. Kebakaran tersebut menyisakan polusi asap hingga meluas ke permukiman warga di sekitar TPA setempat.
Asap juga merambat ke sebagian wilayah Kabupaten Gowa, Senin (16/9). Selain itu, kabut asap sisa pembakaran memenuhi di sepajang jalan Aroepala (Hertasning Baru) hingga di jalan Yasin Limpo sehingga membuat jarak pandang pengendara menjadi tergangu.
Bahkan asap menyebar ke permukiman warga. Beberapa masjid di wilayah sekitar menyampaikan imbauan melalui pengeras suara kepada warga agar terus waspada dan tetap mengunakan masker pengaman mengingat asap tersebut membawa polusi.
Asap juga menggangu aktivitas sebagian warga di bagian timur kota tepatnya wilayah Kecamatan Manggala dan Panakukang sejak malam tadi. Kabut asap mengepul di jalanan hingga jarak pandang berkurang.
Kebakaran tersebut terjadi Ahad siang (15/9) sampai Senin subuh (16/9). Si jago merah membakar empat blok gunung sampah berada di TPA tersebut. Sebanyak 30 unit kendaraan pemadam kebakaran secara bergantian diterjunkan untuk memadamkan api.
Sebanyak empat blok Tempat Penampungan Akhir (TPA) di tempat itu hangus terbakar. "Ada 30 unit kendaraan Damkar dan 70 unit mobil tangki diturunkan. Sejak siang kemarin tim berusaha memadamkan api, dan tadi subuh sekitar pukul 04.55 Wita api sudah padam, hanya saja asap masih ada. Proses pemadaman diperkirakan sampai 15 jam," ujar Ketua regu Damkar Kota Makassar, Hidayatullah.
Akibat dari kebakaran itu, beberapa ekor sapi yang biasanya mencari makan di TPA terpanggang. Warung warga setempat pun ikut terbakar. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
Pelaksana tugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar, Andi Iskandar saat dikonfirmasi menjelaskan, saat ini api sudah dikendalikan petugas Damkar, namun tetap dijaga kerena masih menyisakan asap. Ia mengatakan, api berasal dari lokasi pembuangan aktif. Saat kejadian, ia berusaha memutus jalur api dengan menggunakan buldozer menggali tanah dan memisahkan tumpukan sampah agar kobaran api tidak meluas.
Saat ditanya apa penyebab timbulnya api, dia belum bisa memastikan. Sebab, bisa saja itu human error pemulung membuang puntung rokok atau faktor cuaca panas yang sangat ekstem. Lokasi disana sangat kering ditambah ada bahan mudah terbakar.
Hingga saat ini kondisi di TPA Antang berangsur-angsur kondusif meski sebagian warga setempat belum beraktivitas penuh. Sejumlah pemulung belum diizinkan masuk karena masih dianggap rentan dan berbahaya sebab asap masih terlihat.