REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Seorang pengebom bunuh diri menggunakan sepeda motor dilaporkan telah menargetkan kampanye Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, Selasa (17/9) waktu setempat. Pengebom bunuh diri diklaim dari kelompok Taliban.
Ledakan bom bunuh diri menewaskan 24 orang dan melukai setidaknya 31 orang. Ghani hadir di tempat kampanye, namun dilaporkan tidak terkena dampak ledakan bom.
Hanya beberapa jam kemudian, sebuah ledakan terjadi di dekat Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Kabul. Namun, laporan soal rincian mengenai ledakan itu tidak segera diketahui. Taliban mengklaim bertanggung jawab kedua serangan itu.
Salah satu juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid dalam pernyataannya mengatakan, pengebom bunuh diri Taliban berada di balik kedua serangan. Mujahid mengatakan, di Parwan, pengebom menargetkan para pengawal presiden yang melindungi Ghani dan kampanyenya. Mujahid mengklaim pengebom bunuh diri di Kabul menargetkan pangkalan militer Afghanistan.
Dalam serangan di provinsi Pawan, pengebom menabrakkan motornnya yang penuh dengan bahan peledak ke pintu masuk tempat di mana Ghani berkampanye di pinggiran kora Charakar. Seorang pejabat pemerintah, Qasim Sangin mengatakan, ada banyak perempuan dan anak-anak yang menjadi korban.
Juru bicara gubernur Parwan, Wahida Shakar mengatakan, para pendukung kampanye baru saja memulai kampanye ketika ledakan terjadi. Tayangan televisi lokal menyiarkan usai ledakan yang menunjukkan puing-puing runtuhan dan sejumlah kendaraan militer yang hangus terbakar.
Ledakan terjadi di tengah Afghanistan menghadapi pemilihan presiden pada 28 September mendatang. Pemilihan presiden ini ditentang keras oleh Taliban. Kelompok pemberontak telah memperingatkan warga Afghanistan untuk tidak memilih dalam pemilihan. Mereka mengatakan, para pejuang akan menargetkan kampanye pemilihan serta tempat pemungutan suara.