Kamis 19 Sep 2019 12:11 WIB

Buya Syafii ke Jokowi: Pilih Menteri Jangan yang Bikin Kacau

Jokowi mengundang Buya Syafii Maarif ke Istana Merdeka.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Andri Saubani
Tokoh islam dan Guru Bangsa Buya Ahmad Syafii Maarif.
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Tokoh islam dan Guru Bangsa Buya Ahmad Syafii Maarif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif, ke Istana Merdeka, Kamis (19/9) siang. Buya Syafii diundang untuk memberi masukan terkait pembentukan kabinet era Jokowi-Ma'ruf Amin, sebagai presiden dan wapres terpilih.

Usai pertemuan tertutup, Buya Syafii menyampaikan bahwa dirinya menasihati Presiden Jokowi untuk memilih menteri-menteri yang berkualitas. Menurutnya, komposisi kabinet bisa saja dari profesional ataupun partai politik. Asalkan, memiliki integritasi.

Baca Juga

"Presiden tahu, ada persoalan integritas, kompetensi, dan profesionalisme. Boleh partai, nggak apa-apa. Tapi yang setiap kepada presiden, jangan yang bikin kacau," jelas Buya Syafii di Istana Negara, Kamis (19/9).

Sebelumnya, Buya Syafii pernah mengusulkan kepada Presiden Jokowi untuk membentuk zaken kabinet. Zaken kabinet adalah kabinet yang sepenuhnya diisi oleh menteri yang memiliki latar belakang profesional dan keahlian. Maarif berpendapat, keberadaan kabinet zaken ini akan semakin mendaulatkan posisi Jokowi presiden.

Menurut Buya Syafii, orang-orang ahli untuk menjadi menteri tersebut boleh diusulkan oleh partai politik. Namun, dia mengatakan, partai tak boleh mengusulkan hanya satu nama, tetapi beberapa nama yang kemudian dipilih oleh Jokowi.

Di sisi lain, Buya Syafii juga menyebut para menteri terpilih nanti juga memahami Pancasila dan berjiwa patriot. Dia mengatakan, para menteri harus juga membantu presiden menjaga kedaulatan dan keutuhan bangsa Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement