REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Operasi TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) di Riau berhasil turunkan hujan di Dumai, tepatnya di Kelurahan Batu Teritip yang berbatasan dengan Rokan Hilir dan Padang Sidempuan, Sumatra Utara. Rencananya operasi serupa akan diperluas hingga Jambi untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
"Keberhasilan tersebut merupakan hasil sinergi antar pihak yang merupakan tindak lanjut dari Ratas penanganan Karhutla yang digelar Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin malam kemarin, (16/09)," kata Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza, Kamis (19/9).
Hammam melanjutkan posko Riau yang berbasis di Lanud Rusmin Noerjadin akan diperluas wilayah kerjanya hingga Provinsi Jambi yang juga terkena bencana kabut asap akibat karhutla. Hammam mengingatkan penanggulangan karhutla harus dilakukan secara sistemik.
“Baik dari udara dengan modifikasi cuaca dan dari darat dengan mengerahkan tim . Termasuk dibangun sistem membuka lahan dengan menggunakan senyawa hayati Biopeat inovasi BPPT, yang meningkatkan PH lahan gambut. Tidak dibakar. BPPT punya teknologinya,” katanya.
Kemudian, Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT Tri Handoko Seto, mengatakan, hujan terjadi pada sore hari menjelang malam. Setelah ia melakukan penyemaian di dua wilayah sepanjang Rabu dengan mengerahkan dua armada pesawat sekaligus.
"Yaitu satu pesawat untuk di Dumai, Rokan Hilir dan Padang Sidempuan, dan satu pesawat lain untuk wilayah Kampar dan Rokan Hulu,” ujar pria yang biasa disapa Seto.
Seto menambahkan pesawat TNI AU Hercules C 130 mengangkut sekitar 2.400 kg NaCL untuk operasi penyemaian di Dumai, Rokan Hilir dan Padang Sidempuan. Sedangkan pada penerbangan kedua, mengerahkan pesawat Cassa 212-200 dengan mengangkut bahan semai sekitar 800 kg dengan area penyemaian di Kampar dan Rokan Hulu. "Total volume air pada Rabu, 18 September 2019 tercatat mencapai 3,5 juta M3,” ujarnya .
Sementara itu, Samba Wirahma, Koordinator Lapangan BBTMC-BPPT wilayah Riau, mengatakan, operasi TMC penanggulangan Karhutla di Riau telah dilaksanakan selama 160 hari dengan melakukan 134 sorti penerbangan penyemaian awan. Total volume air hujan yang dihasilkan selama operasi berlangsung lebih dari 700 juta M3.
“Tingkat kesulitan tebalnya kabut asap yang capai ketinggian 7000-8000 feet dan terbentuknya lapisan awan di ketinggian 14000-15000 feet yang menyulitkan sinar matahari masuk menembus ke permukaan bumi sehingga awan konvektif sulit tumbuh. Potensi awan di wilayah Riau sekitarnya diperkirakan akan membaik dalam waktu 2-4 hari mendatang,” kata dia.
Samba melanjutkan operasi TMC di Riau menambahkan bahan penyemai kapur tohor (CaO). “Sekitar 30 ton kapur tohor dikirim dari Jakarta,” ungkapnya.
Posko Riau diperkuat pos pemantauan meteorologi (Posmet) di Dumai dan Pelalawan, dengan jumlah personil 10 orang dari BBTMC-BPPT, satu orang dari BMKG, 13 orang (kru pesawat Hercules C 130 dengan no reg A-1328 dari Skuadron 31 Halim Perdana Kusumah), dan 12 orang (kru Cassa 212-200 no reg A-2108 dari Skuadron 4 Malang).