REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Belasan kamar santri di Pondok Pesantren Maniis, Kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya, mengalami kebakaran pada Jumat (20/9). Akibat kebakaran itu, pihak pesantren diperkirakan mengalami kerugian materil mencapai ratusan juta.
Kepala Seksi Pengendalian Operasi, Sarana dan Prasarana, Pemadaman Kebakaran dan Penyelamatan, Kabupaten Tasikmalaya, Asep Taufiqqurohman mengatakan, pihaknya menerima laporan dari warga telah terjadi kebakaran di Pondok Pesantren Maniis, Kampung Pasirwangi, Desa Bengkok, Kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya, pada Jumat sekitar pukul 10.00 WIB. Sekitar tiga unit mobil damkar diturunkan beserta delapan personel.
Ketika tiba di lokasi, warga sudah berupaya memadamkan api dengan alat seadanya. "Kita bantu padamkan api, dan baru berhasil pukul 11.00 WIB. Sementara proses pendinginan sampai 12.30 WIB," kata dia, saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (20/9).
Akibat kejadian itu, belasan kamar santri atau kobong ludes terbakar beserta isinya, termasuk kitab-kitab. Ia menyebut, tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun, diperkirakan kerugian mencapai Rp 300 juta.
Ia menjelaskan, kerugian mencapai ratusan juta lantaran Maniis merupakan salah satu pesantren tradisional yang ada di Tasikmalaya. Hampir seluruh bangunan yang terbakar terbuat dari kayu dan bambu beratap ijuk. "Seperti (rumah di) Kampung Naga. Mangkanya kerugiannya besar," kata dia.
Menurut dia, dugaan sementara kebakaran disebabkan oleh arus pendek listrik. Ia mengimbau warga untuk terus waspada akan kejadian kebakaran, apalagi saat ini masih musim kemarau.
Babinsa Koramil/1219 Salopa, Sertu Ano Hartono mengatakan, kebakaran bermula pada Jumat sekitar pukul 10.00 WIB. Sedikitnya, 16 tempat tidur santri atau kobong berupa panggung beratap ijuk dan genteng itu habis terbakar akibat kejadian itu. "Dugaan sementara diakibatkan oleh korsleting listrik," kata dia.
Menurut dia, aparat dibantu dengan warga setempat bersama-sama memadamkan berupaya api dengan alat seadanya. Namun, lantaran bahan bangunan mudah terbakar, api dengan cepat menjalar. Baru setelah sekitar satu jam, api dapat dipadamkan. "Materiil rumah dan isi rumah habis terbakar. Taksiran kerugian sekitar Rp 200 juta," kata dia.
Ia mengatakan, Babinsa terus berkoordinasi dengan aparat desa agar mengimbau kepada masyarakat agar lebih waspada kebakaran, khususnya saat musim kemarau. Ia juga meminta masyarakat untuk cepat melapor ke aparat ketika ada kejadian.