REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah ulama dari Majelis Dzikir As-Samawaat Al Maliki datangi titik kericuhan di bawah fly over Slipi, Jakarta Barat, Kamis (26/9) pukul 01.00 WIB. Datang dengan memakai jubah putih dan serban, para ulama berupaya meminta massa membubarkan diri.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id, sekitar belasan ulama masuk ke area antara polisi dan massa. Mereka berupaya mendekati massa yang berkumpul di arah Rawabelong. Sekitar 20 menit mereka berbicara.
"Saya datang untuk membantu menenangkan situasi. Saya coba ajak bicara dari hari ke hati," kata pimpinan Majeliz Dzkir As-Samawaat Al Maliki, Syekh K.H Sa'adih Al Batawi, seusai menemui massa, Kamis pukul 01.30 WIB.
Menurut K.H Sa'adih, massa mau mendengarkan perkataanya. Massa pun sempat tenang beberapa saat.
"Kita dengarkan keinginan mereka, lalu kita minta untuk membubarkan diri demi keamanan Indonesia," ujarnya.
Ia menambahkan, dalam kondisi kericuhan seperti sekarang, memang ulama harus turun membantu meredakan situasi. "Saya bukan ulama partisan, ini bukan pertama kalinya kita turun meredakan situasi. Waktu 21-22 Mei kita juga turun," kata K.H Sa'adih.
Sekitar setengah jam berselang, usai K.H Sa'adih meninggalkan lokasi, kericuhan kembali terjadi. Massa kembali melempari aparat yang berjaga tepat di bawah fly over Slipi.
Sebelumnya, Rabu (25/9) malam, polisi berhasil memukul mundur massa dari bawah fly over Slipi dengan menggunakan water cannon dan gas air mata. Masa pun mundur ke arah Rawabelong dan sebagian ke arah Jalan KS Tubun.
Massa yang di arah Jalan KS Tubun sudah berhasil dibubarkan. Sedangkan yang di arah Rawabelong masih bertahan dan terus memberikan perlawanan.