Ahad 29 Sep 2019 12:55 WIB

Kisruh Papua, Ketua PGI: Ada Skenario Adu Domba

Respons emosional tak akan menyelesaikan masalah, hanya memperluas konflik.

Rep: Muhyiddin/ Red: Teguh Firmansyah
Warga memadati Pangkalan TNI AU Manuhua Wamena, Jayawijaya, Papua, Rabu (25/9/2019).
Foto: Antara/Iwan Adisaputra
Warga memadati Pangkalan TNI AU Manuhua Wamena, Jayawijaya, Papua, Rabu (25/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ketua Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Pendeta Albertus Patty berharap kepada seluruh masyarakat Papua agar tidak terjebak pada perangkap adu domba.  Hal ini disampaikan Pendeta Albertus lantaran kerusuhan berdarah yang sedang terjadi di Wamena sudah dalam kondisi bahaya karena mendapat reaksi panas dari daerah-daerah lain. 

Menurut dia, sudah tampak jelas bahwa motif kerusuhan yang terjadi di Wamena adalah untuk mengadu domba sesama anak bangsa, baik penduduk lokal Papua maupun pendatang yang selama ini hidup rukun. 

Baca Juga

"Oleh karena itu kita berharap masyarakat di Papua, apa pun etniknya, tidak terperangkap pada skenario adu domba," ujar Albertus kepada Republika.co.id, Ahad (29/9).

Albertus Patty menilai, sudah tampak nyata bahwa kerusuhan tersebut ditujukan untuk merusak integrasi dan keharmonisan bangsa. Karena itu, menurut dia, respons emosional yang berbahaya tidak akan menyelesaikan masalah, tapi hanya akan memperuncing dan bahkan memperluas wilayah konflik.

Dia pun menduga kerusuhan di Wamena sengaja dibuat oleh pihak-pihak berkepentingan untuk menghancurkan nama baik pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Nampaknya berbagai peristiwa belakangan ini termasuk kerusuhan di Wamena ini ditujukan untuk menghancurkan nama baik pemerintahan Jokowi," ucapnya. 

Oleh karena itu, lanjut dia, PGI mengimbau agar  masyarakat jangan terlalu cepat termakan isu yang makin memanaskan situasi, tanpa fakta yang jelas menuding pihak lainnya. Jika sampai terpancing, kata dia, maka aktor intelektual kerusuhan itu dapat menghancurkan semua anak bangsa. 

Selain itu, Pendeta Albertus juga mengimbau kepada pemerintah terutama aparat untuk tetap berpikir rasional dan bijak. Begitu juga dengan masyarakat yang tinggal di Papua. "Kita berdoa dan berharap pemerintah bisa segera mengendalikan situasi di Wamena dan menangkap aktor intelektual utama yang menciptakan kerusuhan di sana," tutupnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement