REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Rudal canggih Cina diyakini menjadi daya tarik utama dalam parade militer untuk memperingati tujuh dekade Partai Komunis Cina (PKC), Selasa (1/10). Sementara itu, Presiden dan pemimpin PKC Xi Jinping memulai prosesi peringatan dengan memberikan penghormatan kepada pendiri PKC, Mao Zedong.
Pada Senin (30/9), Xi Jinping membungkuk tiga kali sebagai tanda memberi penghormatan di hadapan patung Mou di makam yang terletak di tengah Lapangan Tiananmen. Ia juga memberikan penghormatan di depan jenazah Mao yang diletakkan di ruang raksasa sejak kematiannya pada tahun 1976.
Xi juga naik ke dekat Monumen untuk Pahlawan Rakyat demi memberikan penghormatan pada Hari Pahlawan yang bertepatan satu hari menjelang Hari Raya Nasional yang ditandai dengan parade militer di pusat kota, Beijing.
Xi diperkirakan akan berada di atas atap Gerbang Tiananmen saat parade militer digelar. Parade akan memperlihatkan senjata-senjata Cina termutakhir. Pameran kekuatan ini ditunjukkan untuk memperlihatkan ambisi Beijing.
Di antara rudal yang dijagokan Cina adalah Dongfeng-21D (DF-21D) yang dijuluki "rudal angkut sang pembunuh". Rudal ini diperkenalkan pertama kali pada 2015 dan berdaya jangkau hingga 1.500 kilometer.
Varian lain adalah rudal DF-26 yang memiliki daya jangkau menengah dan mendapat sebutan "pembunuh Guam". Hal ini mengacu pada pangkalan Amerika Serikat (AS) di Kepulauan Pasifik.
Sementara itu, media dalam negeri Cina memusatkan perhatian pada rudal balistik antarbenua DF-41. Rudal ini diklaim mampu membawa 10 hulu ledak nuklir sekaligus dan bisa menjangkau AS dalam waktu 30 menit. Rudal ini diyakini menjadi tulang punggung dari sistem pertahanan nuklir Cina.
Parade juga menampilkan 15 ribu tentara, lebih dari 160 pesawat, dan 580 perlengkapan militer lainnya. Perayaan nasional tahun ini menekankan transformasi Cina dari negara yang pernah dilanda kelaparan selepas invasi Jepang pada Perang Dunia II dan perang sipil menjadi perekonomian terbesar kedua di dunia. Cina sekarang menjadi pelopor teknologi dunia seperti kecerdasan buatan dan jaringan 5G.
Militer Cina (ilustrasi)
Cina menjadi negara dengan pengaruh yang sangat besar berkat kekuataan militer dan gesitnya diplomasi. Mereka menggeser dominasi AS di pentas dunia.
Cina juga mempertahankan kekuasaan mereka atas Taiwan. Negeri Tirai Bambu juga mengklaim Laut Cina Selatan dan wilayah yang dikuasai Jepang.
Peringatan 70 tahun kemerdekaan ini digelar setelah Cina lebih stabil dibandingkan 30 tahun yang lalu. Ketika itu Beijing menggunakan kekuatan militer untuk menghancurkan gerakan pro demokrasi di Lapangan Tiananmen.
Xi menghidupkan lagi ekspresi teatrikal tentang cinta partai dan negara yang sangat populer pada zaman pemerintahan Mao. Ia menyerukan kembali apa yang disebut sebagai "mimpi Cina" di pentas dunia. Namun, di sisi lain dia menggunakan tindakan keras terhadap tanda-tanda perbedaan pendapat.
Tahun lalu Xi dinobatkan menjadi penguasa Cina modern yang paling kuat. Ia mengamendemen konstitusi yang salah satunya untuk menghapus masa jabatan presiden. n lintar satria/ap/reuters ed: yeyen rostiyani