REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Santri berpotensi menjadi juru damai. Tradisi pesantren dan santri menjadi kekuatan santri untuk memaksimalkan perannya dalam konteks perdamaian dunia.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama (Kemenag), Ahmad Zayadi, mengatakan isu-isu perdamaian dunia bisa dibangun berdasarkan tradisi akademik pesantren, tradisi budaya pesantren, dan tradisi nilai-nilai universal yang selama ini ada di pesantren.
Pernyataan tersebut dia sampaikan merespons Muktamar Pemikiran Santri Nusantara 2019 bertema 'Santri Mendunia: Tradisi, Eksistensi, dan Perdamaian Global' dilaksanakan', belum lama ini.
"Penghargaan atas keragaman menjadi sesuatu yang luar biasa, penghargaan terhadap perbedaan selama ini menjadi ciri khas pesantren," kata Zayadi.
Dia menyampaikan, santri-santri dari Indonesia sudah tersebar di berbagai negara di dunia. Sebagai contoh program beasiswa santri berprestasi.
Menurutnya, lebih dari 287 lulusan program beasiswa santri berprestasi sudah tersebar di Eropa, Amerika, Australia, Afrika dan Asia.
Dia menerangkan, latar belakang santri yang mendapatkan beasiswa untuk belajar di luar negeri adalah pondok pesantren di Indonesia.
Maka mereka bisa menyampaikan pesan-pesan dan nilai-nilai pesantren di luar negeri. "Jadi ada pengenalan tradisi atau budaya pesantren oleh santri dalam konteks perdamaian dunia," ujarnya.
Menurut Zayadi, santri punya potensi untuk menjadi juru damai dunia. Pesantren dan santri sangat mungkin menjadi juru damai. Sebab santri yang sedang menuntut ilmu atau bekerja di luar negeri bisa menampilkan wajah damai pesantren.
Dia juga menerangkan bahwa tema Hari Santri 2019 yaitu 'Santri Indonesia untuk Perdamaian Dunia' sebagai kelanjutan dari tahun lalu. Hari Santri 2018 mengusung tema 'Bersama Santri Damailah Negeri'. Tema perdamaian 2018 konteksnya domestik, sementara tema perdamaian 2019 konteksnya dunia.
"Karena pesantren sekarang jadi branch marketing untuk isu-isu perdamaian, bukan hanya dalam konteks domestik tetapi juga dalam konteks internasional," ujarnya.