REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat mengusulkan pembangunan jalan tembus bawah tanah (underpass) di tiga titik perlintasan sebidang. Kabid Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bekasi Erwin Guwinda mengatakan tiga lokasi perlintasan sebidang itu di Jalan Perjuangan, M Yamin, serta Jalan Agus Salim.
Selain untuk memperlancar arus kendaraan, pembangunan underpass itu juga menyusul segera beroperasinya double-double track (DDT) pada 2021. "Jadi sebenarnya kita ada lima perlintasan sebidang kereta api, di Jalan Perjuangan, KH. Agus Salim, M. Yamin, Ampera, dan Jalan Bulak Kapal," kata Erwin.
Namun, dari kelima perlintasan sebidang itu diketahui Jalan Ampera dipastikan akan ditutup. Sedangkan Bulak Kapal sudah direncanakan untuk pembangunan flyover.
"Jadi tinggal tiga titik lokasi itu, makanya kita ajukan ke pemerintah pusat," ucapnya, Ahad (6/10).
Erwin menjelaskan usulan tersebut telah disampaikan kepada pemerintah pusat melalui Direktur Keselamatan PT Kereta Api Indonesia (KAI). "Pilihan itu tergantung pemerintah, bisa dibangun underpass atau flyover. Karena kan kalau sudah DDT pasti arus kereta aktif," katanya.
Akan tetapi usulan yang diajukan itu belum diterima dengan baik. PT KAI menyerahkan pembangunan underpass kepada pemerintah daerah.
"Itu berat bagi kami, kita terus rapat lagi hasilnya kepastian pembangunan jalan underpass di perlintasan sebidang akan dibebankan kepada pemerintah pusat melalui proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya," ujarnya.
Dirinya berharap hal itu bisa segera terealisasi agar perjalanan kereta tidak terganggu juga kendaraan yang ingin melintas bisa lebih lancar. "Kami belum tahu pasti kapannya. Tapi semoga bisa segera dibangun ya," kata Erwin.