REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laporan Pasar Properti Jakarta Kuartal Tiga 2019 dari Colliers International memprediksi okupansi hotel di Jakarta pada akhir 2019 akan mengalami penurunan. Senior Associate Director Colliers International Ferry Salanto mengatakan penurunan akan terjadi pada penghujung 2019.
"Okupansi hotel di Jakarta pada akhir 2019 turun 58 persen," kata Ferry, Rabu (9/10).
Ferry menuturkan, hotel di Jakarta selama ini okupansinya cukup tergantung dengan banyaknya acara yang berlangsung. Salah satunya saat Asian Games 2018 berlangsung di Jakarta dan membuat okupansi hotel di Jakarta meningkat.
Sementara itu, Ferry mengatakan tingkat ketersediaan hotel saat ini sudah sangat banyak sehingga membutuhkan stimulus untuk memaksimalkannya. "Dengan sekarang cenderung berlebih pasokannya harus ada kegiatan event besar untuk mendorong tingkat hunian secara keseluruhan," ungkap Ferry.
Sayangnya, Ferry mengatakan saat ini belum ada kegiatan atau agenda dengan taraf internasional lagi yang mampu meningkatkan okupansi hotel. Khususnya menarik orang untuk datang ke Jakarta selain dengan tujuan bisnis.
Meskipun begitu, dia menambahkan dalam beberapa tahun ke depan kinerja hotel di Jakarta cenderung stabil. Hanya saja, Ferry mengatakan hal tersebut belum mampu untuk mengejar kinerja pada 2018.
Dia menyarankan pertumbuhan penginapan dengan desain unik di Bali juga patut dipertimbangkan untuk meningkatkan okupansi hotel di Jakarta. "Desain unik hotel di Bali menjadi indikasi lbahwa hotel dengan desain yang unik menjadi salah satu pilihan tempat menginap khususnya milenial," jelas Ferry.