Jumat 11 Oct 2019 09:08 WIB

Bertemu di Istana Merdeka, Jokowi-SBY Bicara Kabinet

Jokowi akan prioritaskan alokasi menteri di kabinet bagi parpol koalisi.

Presiden Joko Widodo saat bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (10/10) siang ini.
Foto: Republika/Dessy Suciati Saputri
Presiden Joko Widodo saat bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (10/10) siang ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) melangsungkan pertemuan dengan Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono yang juga merupakan ketua umum Partai Demokrat di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (10/10). Menurut Jokowi, pertemuan empat mata ini dilakukan untuk membahas kondisi politik dan Tanah Air akhir-akhir ini.

"Yang banyak berkaitan politik, dengan situasi keadaan kota akhir-akhir ini," ujar Jokowi saat memberikan keterangan pers. Jokowi tak membantah dalam pertemuan ini juga dibahas rencana bergabungnya Partai Demokrat dalam kabinet di pemerintahan.

Kendati demikian, Jokowi menekankan, belum ada keputusan terkait hal tersebut. “Ditanyakan ke Pak SBY langsung. Kita bicara itu, tapi belum sampai sebuah keputusan," kata Jokowi lagi.

Sebelumnya, sempat beredar wacana soal putra SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), yang diusulkan menjadi calon menteri, Jokowi menyatakan perbincangannya dengan SBY belum sampai ke tahap itu. "Nggak sampai ke sana, belum sampai ke sana," ujar dia.

Menurut Presiden, dalam pertemuan kemarin, SBY juga memberikan sejumlah masukan kepada Presiden Jokowi. Salah satunya terkait situasi perekonomian dunia saat ini dan masalah keamanan Tanah Air.

Jokowi mengatakan, pertemuannya dengan SBY ini sudah lama direncanakan. Namun, baru pada Kamis (10/10) keduanya bisa bertemu. SBY tak ikut melakukan konferensi pers seusai pertemuan kemarin.

Menjelang pelantikan Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden terpilih pada Ahad (20/10), wacana soal komposisi kabinet kian santer. Belakangan, bahkan parpol-parpol yang sedianya bukan pendukung pasangan tersebut pada Pilpres 2019 lalu mulai merapat.

Sebelum pertemuan kemarin, Partai Gerindra sudah lebih dulu menyatakan kemungkinan perekrutan kader mereka dalam komposisi kabinet. Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad sempat membocorkan, posisi yang bisa diisi kader mereka adalah menteri pertanian.

Meski begitu, Dahnil Anzar Simanjuntak, juru bicara Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, mengatakan, keputusan bergabung dengan koalisi pemerintah belum diputuskan. "Apakah kita beroposisi, istilah saya, akan menjadi mitra kritis, atau jadi mitra internal, oposisi atau dalam pemerintahan itu akan diputuskan sekitar tanggal 17 Oktober," ujar Dahnil di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (9/10).

Sebelum pertemuan Jokowi-SBY kemarin, Partai Demokrat juga menyatakan tidak menolak jika salah satu kadernya ditunjuk sebagai menteri di kabinet Jokowi-Ma'ruf. "Kalau menurut Pak Jokowi ada yang cakap, memenuhi kriteria untuk membantu beliau lima tahun ke depan, ya, tentu Partai Demokrat siapkan untuk mengirimkan kader yang bersangkutan," ujar Ketua DPP Partai Demokrat, Jansen Sitindaon, kemarin.

Ia menjelaskan, hubungan antara Jokowi dan Partai Demokrat memang terjalin dengan baik. Khususnya, dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono. Sebelum pertemuan kemarin, ia menyatakan keduanya belum pernah membahas kursi menteri. Sebelumnya, Waketum Demokrat Syarif Hassan juga mengatakan, AHY bisa saja digadang-gadang masuk ke dalam kabinet nanti.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement