REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jakarta Pusat meluncurkan satu cara berwisata menikmati Jakarta dengan Walking Tour. Walking tour adalah wisata jalan kaki ke situs budaya dan sejarah.
"Merupakan salah satu cara berwisata yang biasa dilakukan di lingkungan perkotaan dengan seorang pemandu wisata atau pendamping. Di Jakarta, walking tour belum terlalu banyak. Selama ini hanya dilakukan oleh komunitas," kata Walikota Jakarta Pusat, Bayu Megantara, Jumat (11/10).
Bayu menyebut pemerintah harus melihat peluang tersebut, karena ia mengatakan Jakarta sebagai ibukota metropolitan, tidak hanya diisi oleh gedung bertingkat saja. Selain itu pemerintah pun harus mengambil peran sebagai kolaborator dan masyarakat sebagai kooperator.
"Jakarta Pusat misalnya, merupakan kota yang menyimpan banyak rekaman sejarah dalam bentuk bangunan, lingkungan, kuliner, dan pada masyarakatnya sendiri, sehingga itu menjadi peluang," kata Bayu.
Selain itu, Kasudin Pariwisata dan Budaya Jakarta Pusat, Sonti Pangaribuan, mengatakan dengan memanfaatkan trotoar-trotoar di Jakarta Pusat yang lebar, baik, dan nyaman, wisatawan walking tour diharapkan dapat menikmati kota Jakarta Pusat dengan lebih intim.
"Ditambah lagi, selama berjalan kaki wisatawan akan bersentuhan langsung dengan pedangang-pedagang kecil. Jika mereka menjajakan uangnya ke pedagang kecil, tentu ini juga akan membantu pendapatan masyarakat sekitar," kata Sony.
Walking tour ini dilaksanakan dari Sarinah ke All Seasons Hotel Thamrin, diikuti oleh Wali Kota Jakarta Pusat, Bayu Megantara dan Kasudin Pariwisata dan Budaya Jakarta Pusat, Sonti Pangaribuan.
Berwisata Menikmati Jakarta dengan Walking Tour
Wisata jalan kaki ini akan mulai dilakukan di enam rute sekaligus, yaitu rute Skyscraper (mulai dari gedung Sapta Pesona, Jalan Sabang, Djakarta Theatre, hingga All Seasons Hotel). Lalu rute City Center (mulai dari Museum Nasional dan berakhir di Jakarta’s Cathedral),
Kemudian, rute Pasar Baru (mulai dari stasiun Juanda hingga Museum Antara), rute Diversity (dimulai dari Masjid Istiqlal, Vihara Dharma Jaya, dan berakhir di Gereja PNIEL), rute Weltevreden (mulai dari Masjid Istiqlal dan berakhir di Monumen Pembebasan Irian Barat), dan terakhir adalah rute Menteng Prominent Residences (dimulai dari Taman Suropati hingga Masjid Cut Meutia).
Dengan jarak tempuh sekitar 2-3 kilometer di setiap rutenya, wisatawan akan diajak mengunjungi sekitar 8-9 tempat wisata budaya bersejarah. Seperti monumen, kawasan kuliner, taman kota, beberapa tempat ibadah hingga museum.