REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua DPD RI La Nyalla Mahmud Mattalitti mengapresiasi peresmian Palapa Ring oleh Presiden Joko Widodo, Senin (14/10). La Nyalla meyakini Palapa Ring bisa menjadi jalan untuk mengakselerasi pemerataan ekonomi dan meningkatkan kualitas pelayanan publik hingga seluruh daerah di Tanah Air.
Menurut La Nyalla, dengan digitalisasi, tak ada lagi barrier dalam mempercepat ekonomi kawasan timur Indonesia. Para pelaku ekonomi bisa mendapatkan informasi pasar sekaligus membidik target pasar secara lebih luas dan tanpa batas.
”Banyak riset membuktikan setiap 1 persen peningkatan penetrasi mobile telecommunication akan menambah 640 juta dolar AS kepada produk domestik bruto. Lalu ada peluang nilai transaksi e-commerce yang nilainya sudah lebih dari Rp 90 triliun per tahun. Nah jangan sampai kawan-kawan Indonesia Timur tidak bisa terlibat dalam gerak ekonomi yang sangat besar itu,” ujar La Nyalla dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id.
Dia mengatakan, Palapa Ring selaras dengan visi pembangunan SDM dari Pak Jokowi dalam lima tahun ke depan. Selain itu, La Nyalla menambahkan, proyek Palapa Ring juga harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik.
”DPD mendukung penuh daerah-daerah yang melakukan inovasi pelayanan publik berbasis digital. Tentu dengan selesainya Palapa Ring, ada banyak ruang untuk semakin memperkuat pelayanan publik berbasis digital dan konsep e-government. Masyarakat akan sangat dimudahkan nantinya,” ujarnya.
Meski demikian, La Nyalla juga mengingatkan tantangan seiring dengan digitalisasi yang merambah ke semua daerah. Kini, tidak ada lagi wilayah yang tertutupi, berarti Indonesia semakin masuk dalam era yang serba terbuka.
”Oleh karenanya dengan Palapa Ring kita mesti siap dan sigap dalam mengamankan seluruh wilayah Indonesia dari seluruh kemungkinan ancaman yang ada, baik secara geostrategis, geopolitik, pertahanan dan keamanan. Cyber security juga harus benar-benar diperhatikan. Ini perang era baru yang harus diantisipasi,” jelasnya.
La Nyalla juga mengingatkan untuk memperhatikan penguasaan asing dalam sektor digital di Tanah Air. Selain dampak dari ekonomi terkait repatriasi sumberdaya ekonomi ke negara asalnya, ada tantangan pertahanan dan keamanan terkait penguasaan asing di sektor digital.
”Kita harus perhatikan itu, regulasi perlu tapi jangan sampai menghambat penetrasi sektor digital. Jadi harus pas. Pokoknya kita jangan cuma jadi bangsa penonton di era digital ini,” ujarnya.