REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta kepada masyarakat untuk tetap mewaspadai sebaran asap akibat dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Khususnya, di beberapa wilayah Sumatra dan Kalimantan.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, R. Mulyono Rahadi Prabowo mengatakan, BMKG mendeteksi adanya peningkatan jumlah titik panas di beberapa wilayah Indonesia yang saat ini tercatat sebanyak 1.547 titik. Data itu didapat dari pantauan satelit Modis (Terra Aqua), Suomi NPP, dan NOAA-20 selama seminggu terakhir (8 Oktober 2019 – 14 Oktober 2019).
"Titik panas tersebut khususnya muncul di wilayah Sumatra Selatan, Kalimantan Tengah, Jambi dan Kalimantan Timur, sedangkan jumlah titik panas di Riau, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat cenderung menurun," katanya dalam siaran pers, Selasa (15/10).
BMKG memprediksi sebaran asap dari jumlah titik hotspot ini cenderung meluas di Sumatra Selatan, Bengkulu, Jambi, Riau, Sumatera Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Hal itu dilihat dari pantauan citra Himawari-8 dan potensi angin yang bergerak ke arah Barat Daya.
BMKG menyatakan, di beberapa wilayah Sumatra dan kalimantan sudah mulai turun hujan ringan hingga sedang. Namun, masyarakat masih harus mewaspadai terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
BMKG berperan aktif bersama dengan TNI, BPPT dan BNPB pada upayakan peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di daerah terjadinya karhutla. Caranya dengan melakukan kegiatan teknologi modifikasi cuaca yang dilaksanakan di Riau, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.
"BMKG mengimbau masyarakat yang berdomisili atau sedang berada di wilayah dekat dengan karhutla untuk selalu mewaspadai untuk selalu berhati-hati akan adanya potensi sebaran asap," ucapnya.