REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Inggris dan Kanada telah mengumumkan menangguhkan ekspor peralatan militer, termasuk senjata, ke Turki. Hal itu merupakan respons kedua negara atas operasi militer Turki di Suriah.
“Kanada dengan tegas mengutuk serangan militer Turki ke Suriah. Tindakan sepihak ini berisiko merusak stabilitas kawasan yang sudah rapuh, memperburuk situasi kemanusiaan, dan membalikkan kemajuan yang telah dicapai koalisi global melawan ISIS, di mana Turki menjadi anggota,” kata Kementerian Luar Negeri Kanada dalam sebuah pernyataan pada Selasa (15/10), dikutip laman Al Arabiya.
Inggris turut menangguhkan ekspor senjatanya ke Turki. “Kami akan menjaga ekspor pertahanan kami ke Turki di bawah peninjauan yang sangat hati-hati dan berkelanjutan,” kata Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab dalam sebuah pernyataan di parlemen pada Selasa, dikutip laman Al Araby.
“Tidak ada izin ekspor lebih lanjut ke Turki untuk barang-barang yang mungkin digunakan dalam operasi militer di Suriah akan diberikan saat kami melakukan peninjauan itu,” ujar Raab menambahkan.
Dia menilai, operasi militer Turki yang mengincar pasukan Kurdi dapat menghancurkan keamanan serta stabilitas kawasan. Kendati demikian, Raab mengaku dapat memahami kekhawatiran Turki. Hal itu terkait dengan 3,6 juta pengungsi Suriah yang telah ditampungnya dan ancaman yang ditimbulkan kelompok Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
PKK telah dilabeli sebagai kelompok teroris oleh Turki. Kelompok itu telah melancarkan pemberontakan selama sekitar tiga dekade terhadap Ankara.
Operasi militer Turki di Suriah dilaksanakan pekan lalu. Ankara membidik Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang sebelumnya dikenal dengan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG). Sama seperti PKK, Turki telah melabeli YPG sebagai kelompok teroris.
Aksi militer Turki di Suriah telah menuai kecaman, tidak hanya dari negara-negara Barat, tapi juga Arab. Tindakan itu dinilai telah melanggar kedaulatan Suriah, mengabaikan hukum internasional, dan berpotensi mengembalikan kekuatan milisi ISIS. Sebab, selama ini milisi ISIS di Suriah diperangi oleh SDF. Mereka mendapat bantuan dari pasukan Amerika Serikat (AS).