Rabu 16 Oct 2019 22:17 WIB

Polri Sebut 36 Terduga Teroris Sudah Ditangkap

Mereka dipastikan berafiliasi kepada Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Andi Nur Aminah
Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Muhammad Iqbal
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Muhammad Iqbal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Humas Polri Irjen M Iqbal, mengatakan, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap 36 terduga teroris setelah kasus penusukan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto. Total sebanyak 36 terduga teroris ditangkap. Mereka dipastikan berafiliasi kepada Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

"Kami pastikan kelompok ini berafiliasi kepada ISIS. Hingga mereka berdiskusi untuk merakit bom dalam salah satu platform media online. Semua hampir 90 persen mereka berbaiat secara online. Saya menyebutnya adalah fenomena baru. Mereka berinteraksi lewat media sosial, salah satu platform yang digunakan seperti aplikasi WhatsApp,” katanya di kawasan Antasari, Jakarta Selatan, Rabu (16/10).

Baca Juga

Iqbal mengaku mereka berkomunikasi di aplikasi media sosial. Mereka berdiskusi tentang ideologi mereka yang berbeda dengan ideologi lain. Bahkan, mereka diduga belajar merakit bom secara online. Artinya, Iqbal mengatakan, mereka borderless atau tanpa batas. Mereka berpencar dan jumlahnya tidak sedikit.

Lalu, 36 terduga teroris itu tidak semuanya ditangkap beserta barang bukti. Iqbal menegaskan akan mengekspos jaringan ini begitu sudah lengkap. "Barang bukti seperti bahan peledak sudah disita. Tapi belum semuanya di publish karena dikhawatirkan mengganggu upaya penangkapan berikutnya," kata Iqbal.

Adapun 36 orang terduga teroris yaitu, wilayah Pandeglang yaitu, Syahrial Alamsyah alias Abu Rara, Fitri Andriana, Ratu Ayu. Wilayah Bali yaitu, Ahmad Taufikurahman, Zaki Ali Ibrahim.

Kemudian, Wilayah Manado, Samsudin alias Jack Sparrow. Wilayah Cengkareng, Taufik Hidayat, Defi Rusdi. Wilayah Bandung yaitu, Wahyu Budi Nugraha, Nurdin, Adi Alisapari, Muhammad Ali Nurdin, Dendi Permana, Rizal Faturohman.

“Wilayah Jambi ada Rohis. Wilayah Cirebon ada Yusuf Firdaus, Beni Asri, Rizal Fajri, Susanto. Lalu, wilayah Lampung ada Noval, Aul Putra, Tri Haryoni, Yunus, M Riki, Ubaidilah. Wilayah Poso, ada Awaludin. Kemudian, Wilayah Jawa Tengah, Krisyono, Marifah Hasanah, Abdul Kari, Jaelani, Ahmad Sarwani, Suhada, Amirudin, dan Abdul Aziz. Terakhir, wilayah Jawa Timur, Rizki Kurniawan dan Anisa,” ujar dia.

Sementara itu, Iqbal menegaskan penangkapan ini tidak berkaitan dengan penggagalan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden pada 20 Oktober 2019. Kelompok ini akan melakukan aksinya di tempat ibadah dan kantor kepolisian. Jadi, sampai saat ini belum ada penjelasan kelompok tersebut akan aksi menggagalkan pelantikan presiden.

“Sementara, Abu Zee yang terduga teroris yang ditangkap di Bekasi, Jawa Barat, itu saat ini sebagai pemimpin jaringan tersebut. Sedangkan untuk otak dibalik semua ini. Kami sedang bekerja untuk mencari tahu. Tadi sudah saya sampaikan secara berulang-ulang kami bekerja terus sampai tuntas. Kami ingin mendalami apakah kelompok ini spontan jaringan terorisme biasa atau ada yang menyuruh,” kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement