REPUBLIKA.CO.ID, HONGKONG -- Ketua salah satu kelompok pro demokrasi terbesar Hong Kong dibawa ke rumah sakit setelah mendapatkan serangan. Dalam sebuah foto yang tersebar di media sosial Jimmy Sham, ketua Civil Human Rights Front (CHRF), terlihat berbaring dan bersimbah darah di jalan.
Peristiwa itu terjadi beberapa jam setelah pemimpin kota itu menunda pidato tahunannya karena dicemooh oleh parlemen. Unjuk rasa untuk demokrasi yang lebih baik di Kota Hong Kong sudah digelar sejak Juni dan belum ada tanda-tanda akan berakhir.
CHRF mengatakan, Shaw diserang lima orang dengan palu di Distrik Mong Kok. Shaw ditinggalkan dengan luka di kepala. CHRF menambahkan Shaw sudah dibawa ke rumah sakit dan kondisinya mulai stabil.
CHRF mengkaitkan serangan itu dengan pendukung pemerintah. Kelompok pro pemerintah kerap dicurigai yang melakukan pernyerangan terhadap aktivis-aktivis pro demokrasi selama gejolak politik.
"Tidak sulit untuk mengkaitkan insiden ini dengan teror politik untuk menyebarkan ancaman dan menghambat pelaksanaan hak yang alami dan sah," kata CHRF dalam pernyataan mereka seperti dilansir dari BBC, Kamis (17/10).
Kelompok antikekerasan yang mengadakan sejumlah unjuk rasa besar di awal musim panas ini mengatakan, mereka memiliki izin dari polisi untuk menggelar unjuk rasa pada Ahad (20/10) mendatang. Beberapa bulan terakhir polisi selalu menolak memberikan izin untuk menggelar unjuk rasa.
Sementara, kelompok pro demokrasi garis keras tetap menggelar protes, sengaja melanggar larangan dan bentrok dengan polisi. Kelompok kemanusiaan Amnesty International mendesak pihak berwenang menyelidiki penyerangan terhadap Shaw.
"Jimmy Shaw ditinggalkan tergeletak di jalan dan masuk rumah sakit dengan kepala terluka, bahkan dalam konteks meningkatnya kekerasan terhadap aktivis, brutalitas peristiwa ini mengejutkan," kata kepala regional Amnesty International Joshua Rosenzwei.