Jumat 18 Oct 2019 12:47 WIB

Moeldoko Ingin Berlibur Setelah tak Lagi Menjabat

KSP yang dipimpin Moeldoko akan bubar pada 19 Oktober 2019.

Rep: Antara/ Red: Indira Rezkisari
Moeldoko
Foto: Reuters/Beawiharta
Moeldoko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengaku ingin berlibur di kampung halaman setelah tidak lagi menjabat. "Saya mau liburan, pulang kampung," kata Moeldoko di Kantor Staf Presiden (KSP) Jakarta, Jumat (18/10).

KSP yang dipimpin Moeldoko akan bubar pada 19 Oktober 2019. KSP dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2015 tentang Kantor Staf Presiden. Dalam Pasal 16 disebutkan, masa jabatan Kepala Staf Kepresidenan paling lama sama dengan masa bakti Presiden.

Baca Juga

Moeldoko juga mengaku belum berbicara dengan Presiden Joko Widodo terkait apakah ia akan mendapat tugas baru dalam kabinet selanjutnya.

"Saya belum dipanggil untuk soal-soal itu (tawaran menteri). Pertanyaannya sensitif nih, tanya yang lain lah," kata Moeldoko.

Moeldoko mengaku selama menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan sejak 17 Januari 2019 tersebut memberikan pelajaran baru bagi dirinya selaku prajurit. "Saya di KSP dari prajurit yang sekian lama bekerja di lingkungan yang homogen, khususnya kepemimpinan saya, lalu di KSP ini bekerja dalam kondisi heterogen, berbagai warna karena maksudnya warna pekerjaan bukan warna parpol, ini memperkaya saya dan saya betul-betul merasakan pekerjaan di KSP memberikan warna baru," tambah Moeldoko.

Mantan panglima TNI tersebut mengaku pada masa-masa awal menjadi kepala staf kepresidenan, ia sempat kagok menghadari wartawan yang menanyakan begitu banyak hal kepada dirinya. "Seolah-olah saya yang baru seminggu di sini sudah menguasai semua hal, saya jujur seperti loncat ke kolam renang tapi tidak bisa renang tapi alhamdulilah saya mencoba memahami dan menurut saya kurang lebih 2-3 bulan saya sudah mulai lancar ngomong dan sudah mulai memahami berbagai hal," jelas Moeldoko.

Moeldoko menegaskan bahwa untuk memahami persoalan negara dari sudut pandang KSP kompleksitasnya luar biasa. "Tapi alhamdulilah berkat pertanyaan wartawan hal itu juga membuat saya belajar membuat, saya memahami pertanyaan-pertanyaan," ungkap Moeldoko.

Sedangkan dari Presiden Jokowi, Moeldoko belajar bagaimana pendekatan kepada masyarakat. "Saya banyak belajar waktu di lapangan dengan mencermati Pak Jokowi bagaimana pendekatan dengan masyarakat, gaya beliau mendengarkan aspirasi, gaya beliau menjawab semua pertanyaan dan ini memberikan suasana baru apalagi harus membuat keputusan banyak sekali," tambah Moeldoko.

Salah satu pengalaman berkesan Moeldoko adalah ia dipotong rambutnya saat umrah dengan Presiden Jokowi pada April 2019 lalu. "Saya tidak membayangkan saya bisa bercanda-canda dengan Pak Jokowi dalam pekerjaan dan selama di sana rambut saya digunting itu kejutan luar biasa bagi saya yang terindah sepanjang saya bekerja di sini," ungkap Moeldoko.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement