Jumat 18 Oct 2019 18:19 WIB

Hasto Pilih Tetap Jadi Sekjen PDIP daripada Menteri Jokowi

"Bertugas di partai juga terhormat," kata Hasto Kristiyanto.

Red: Andri Saubani
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kiri) berbincang dengan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, sebelum konferensi pers tentang pengukuhan dirinya sebagai Ketua Umum PDIP periode 2019-2024 dalam Kongres V PDI Perjuangan di Sanur, Denpasar, Bali, Kamis (8/8/2019).
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kiri) berbincang dengan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, sebelum konferensi pers tentang pengukuhan dirinya sebagai Ketua Umum PDIP periode 2019-2024 dalam Kongres V PDI Perjuangan di Sanur, Denpasar, Bali, Kamis (8/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memilih tetap menjadi sekjen di partainya ketimbang sebagai menteri Pemerintahan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin periode 2019-2024. Hasto merasa masih banyak kader hebat di PDIP yang layak menjadi menteri.

"Saya ini memang dedikasinya di partai dan bertugas di partai juga terhormat," ujarnya kepada wartawan di Kantor DPD PDI Perjuangan Jawa Timur di Surabaya, Jumat (18/10).

Baca Juga

Menurut dia, bertugas di partai dan di posisi apa pun merupakan tugas sangat terhormat, terlebih sebagai pengurus memiliki tugas mengorganisasi rakyat. Ia juga mengaku sudah menyampaikan ke Ketua Umum Megawati Soekarnoputri bahwa ketika ada pilihan maka lebih memilih bertugas di partai sebagai sekjen.

"Apalagi passion saya juga mengajar di partai, dan bertemu pengurus partai sudah membawa tanggung jawab serta energi perjuangan tersendiri," ucapnya.

Selain itu, kata dia, masih banyak kader yang lebih hebat dan tepat sebagai menteri. Bahkan, ia telah meminta izin ke Megawati usai ditunjuk sebagai sekjen kali kedua usai kongres beberapa waktu lalu bahwa sebagai sekjen memerlukan totalitas.

"Kalau saya yang jadi menteri malah tidak pas, sebab masih banyak yang lebih hebat daripada saya. Saya juga izin ke Bu Mega, sekjen memerlukan totalitas dan tidak mungkin dirangkap," katanya.

Alumnus UGM Yogyakarta tersebut juga menyatakan dirinya bukan manusia super karena banyak tugas partai yang harus dijalankan, termasuk mendidik rakyat hingga menyiapkan calon pemimpin. Maka, lanjut dia, merupakan tugas mulia menyiapkan calon pemimpin hingga jadi kepala daerah yang berhasil dan sukses menyejahterakan rakyatnya karena tercatat sebagai pencapaian tak kalah pentingnya dari seorang menteri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement