Sabtu 19 Oct 2019 15:44 WIB

PDIP Sebut Kemungkinan Ada Perubahan Komposisi Kabinet

PDIP mengaku tak mengkhawatirkan pertemuan Jokowi dengan pimpinan parpol.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Andri Saubani
Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira memberikan keterangan pers terkait acara perayaan HUT PDIP ke-44 di kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (9/1).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira memberikan keterangan pers terkait acara perayaan HUT PDIP ke-44 di kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (9/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PDI Perjuangan mengakui pertemuan Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) dengan sejumlah tokoh parpol, terutama dengan partai non Koalisi Indonesia Kerja (KIK) dimungkinkan dapat mengubah peta koalisi. Bahkan, pertemuan ini bisa saja mengubah komposisi kabinet.

"Ini berkembang menuju pada pertambahan warga baru dalam koalisi, ya kita liat nanti. Pertemuan Pak Jokowi dan Pak Prabowo, Ketua PAN Zulkifli, mungkin ada perubahan-perubahan dalam peta koalisi ke depan. Ini mungkin merubah komposisi di kabinet," kata poltikus PDIP Andreas Hugo Pareira di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (19/10).

Baca Juga

Masuknya koalisi baru ke kabinet, maka akan mengubah komposisi yang telah ditentukan. Namun, Andreas mengaku belum mengetahui unsur mana yang akan mengalami pengurangan imbas pergeseran koalisi itu.

"Yang berkurang itu untuk parpol atau nonparpol, saya kira dalam 2 -3 hari (akan disampaikan)," ujar dia.

Andreas mengatakan, PDIP tidak merasa khawatir dengan pertemuan Jokowi dengan partai-partai non koalisi yang terjadi selama sepekan belakangan ini. Pertemuan itu, dinilai Andreas sejatinya bertujuan menginginkan suasana pilpres. Adapun terkait potensi mengubah komposisi kabinet, PDIP yakin tetap dapat kursi terbanyak.

PDI Perjuangan merasa wajar dan layak bila kadernya, Joko Widodo memberikan jatah kursi menteri dengan komposisi terbanyak. PDIP menyatakan, Jokowi adalah kadernya dan telah mendapat dukungan sejal Jokowi masih berkontestasi di level Wali Kota.

"Porsi paling banyak wajar sebagai partai pemenang, Pak Jokowi kader PDIP. Dukungan PDIP buat Jokowi bukan baru sekarang ini, bahkan sjak beliau di Solo periode pertama kedua, di DKI, dan di Pilpres," ujar Andreas.

Ia mengatakan, konsistensi hubungan Jokowi dan PDIP sudah tak dapat dipisahkan. Jokowi membutuhkan dukungan politik dari figur PDIP, di mana PDIP akan menyalurkan tokohnya untjk menduduki kabinet Jokowi 2019 - 2024.

"Soal berapa saya belum tahu persis. Pak Jokowi umumkan besok baru kita lihat semua," ujar dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement