Sabtu 19 Oct 2019 16:14 WIB

PKS Tetap Inginkan Ada Parpol Lain Bergabung Jadi Oposisi

Mudah-mudahan pendukung Prabowo-Sandi ikut kami jadi oposisi.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (28/8).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (28/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tetap menginginkan partai pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam Pemilu 2019 bersamanya menjadi oposisi. Dalam Pemilu 2019, PKS bersama Partai Gerindra, PAN dan Partai Demokrat mengusung Prabowo-Sandiaga sebagai calon presiden dan wakil presiden.

"PKS tetap berharap tidak oposisi sendiri, mudah-mudahan pendukung Prabowo-Sandi ikut kami jadi oposisi," ujar Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera dalam diskusi "Teka teki menteri dan koalisi" di Jakarta, Sabtu (19/10).

Baca Juga

Dari awal, gagasan pembangunan Indonesia yang dimiliki koalisi pengusung Prabowo dan Jokowi disebutnya sudah berbeda. Aspirasi masyarakat yang dititipkan kepada koalisi disebutnya juga harus dihargai.

Menurut Mardani, menjadi oposisi mau pun masuk ke dalam koalisi tidak berkaitan dengan rekonsiliasi setelah Pemilu 2019. Oposisi, ujar dia, diperlukan dalam demokrasi yang sehat sebagai penyeimbang karena esensi demokrasi adalah checks and balances.

"Ada oposisi kuat menghasilkan pemerintahan yang kuat. Pemerintah akan waspada ada watch dog yang jagain," ucap Mardani.

Dalam kesempatan tersebut, pengamat komunikasi politik Hendro Satrio menilai Gerindra memberikan keuntungan yang besar kepada PKS apa bila memilih menjadi bagian dari koalisi. PKS apabila pada akhirnya sendirian menjadi oposisi akan mendapat perhatian dari masyarakat.

"PKS tidak diajari strategi paham beroposisi dengan baik, bagaimana tarik ulur. Kalau konsisten PKS akan bisa bertahan, oposisi ya oposisi, kritik ya kritik," ucap Hendro Satrio.

Ada pun presiden terpilih Jokowi telah merampungkan susunan kabinet yang akan membantunya dalam periode kedua, serta berjanji akan segera mengumumkan nama-nama dalam susunan kabinet segera setelah sidang pelantikan presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober 2019.

TAKE

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement