Senin 21 Oct 2019 06:48 WIB

Disebut Jadi Menteri Jokowi, Said Aqil: Nggak Ada Bakat

Said Aqil mengaku dirinya tidak ada bakat menjadi menteri.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Andri Saubani
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Said Aqil Siroj (kiri).
Foto: Thoudy Badai
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Said Aqil Siroj (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj disebut-sebut masuk dalam daftar kabinet pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Said mengaku dirinya tidak ada bakat menjadi menteri.

"Nggak ada bakat, nggak ada potongan (menteri) saya," kata Said di Kompleks Parlemen, Senayan, Ahad (20/10).

Baca Juga

Kendati demikian dirinya mengaku telah bertemu dengan Jokowi Senin lalu. Namun, ia menganggap itu pertemuan biasa.

"Nggak bilang apa-apa tuh, ketawa-ketawa saja," ujarnya.

Dirinya juga mengaku siap jika diminta untuk menjadi menteri. Sebelumnya, hal senada juga pernah dilontarkan Said Aqil.

Said Aqil diisukan bakal mengisi jabatan Menteri Agama. Ia bersaing dengan dua nama lainnya yakni Yahya Cholil Staquf dan Muhammad Zainul Majdi.

Saat itu dirinya mengatakan, wakil presiden pendamping Jokowi memang berasal dari NU. Namun, kata dia, soal jabatan menteri adalah hak prerogratif Presiden. Dia pun mengaku, NU tidak bisa meminta jatah berapa menteri yang bisa diisi oleh kadernya.

"Itu urusannya Presiden," ujar Said Aqil.

Presiden Jokowi meminta semua pihak untuk bersabar terkait nama-nama menteri. Dirinya mengatakan nama-nama menteri akan dikenalkan hari ini.

"Pelantikannya setelah saya kenalkan," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement